Pekanbaru, Kompas 1 Net-Perjuangan Kelompok Tani Mekar Jaya Desa Laras Kecamatan Naga Djaya Kabupaten Simalungun berlanjut hingga pejabat tinggi Jakarta.
Pembina Kelompok Tani Satam Jm mengundang pakar lingkungan Dr.Elviriadi ke Simalungun untuk berjumpa Senen dan Sadam. Mereka bertiga merupakan tokoh sentral gerakan perlawanan sipil Sumut berjuluk Trio S (Satam-Senen-Sadam).
“Alhamdulillah Pak Doktor sang pejuang rakyat bawah telah tiba di Tanah Sumut. Langsung beliau disambut petani dan tokoh masyarakat Simalungun, Tebing Tinggi dan Serdang Bedagai, ” ucap Sadam dengan wajah cerah.
Dihubungi melalui aplikasi Whatsaps Ahad (7/1/24) pakar lingkungan Dr.Elviriadi mengatakan siap membawa masalah ini ke Jakarta.
“Ya, surat surat sudah kita kirim ke 4 kementerian. Tapi karena tak direspon kita lapor Ombudsman RI. Nanti kita lanjutkan ke Kantor Staf Presiden RI Deputi II Bidang Konflik Agraria, ” ucap alumni UKM Malaysia.
Di sektor Perkebunan, Provinsi Sumut menjadi salah satu wilayah di Indonesia dengan kawasan komoditas perkebunan kedua terluas di Indonesia. Dalam catatan Walhi Sumut, seluruhnya ada sekitar 37 kelompok petani dengan luas areal konflik mencapai 19.485,59 hektare mengalami konflik agraria berkepanjangan dengan perusahaan perkebunan. Dalam dua tahun terakhir kurang lebih ada 21 kasus di perkebunan negara atau swasta. Sebanyak 17 kasusnya ada di perkebunan negara, Langkat, Serge, Siantar, dan Simalungun.
Sumut menjadi wilayah dengan konflik agraria terluas mencapai 215.404 hektare. Luas konflik agraria tahun 2022 yang terjadi di 33 provinsi mencapai 1,03 juta hektare dan berdampak terhadap lebih dari 346.000 keluarga. Sementara konflik agraria pada 2021 mencakup luas 500.000 hektare.