Example floating
Example floating
Hukum

Geram Ujaran Ustadz Haikal Hasan, Repdem Akan Laporkan Ke Bareskrim Polri

16
×

Geram Ujaran Ustadz Haikal Hasan, Repdem Akan Laporkan Ke Bareskrim Polri

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Jakarta | Kompas 1 Net-Organisasi sayap PDI Perjuangan, Relawan Perjuangan Demokrasi (REPDEM) geram dengan pernyataan saudara Haikal Hasan dalam video lawas yang beredar di sosial media menuduh bung Karno tukang pengerakan Mama.

Lantaran hal tersebut, REPDEM berencana melaporkan saudara Haikal Hasan ke Bareskrim Polri pada Jumat (11/2) di Jakarta

“Iya benar. hari ini kemi laporkan seudara Haikal Hasan stas tuduhan keji den Mneh yang menyudutkan Bung Kamo sebagai tukang penyaram para ulama Ucapannya harus diberi pelajaran agar tidak hobi menyesatkan sejarah yang berpotensi mengadu domba anak bangsa,” ujar Ketus Umum REPDEM Wanto Sugito saat di lokasi

Aktivis 98 lulusan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Ini mengngatkan Haikal Hasan, sebagai seorang yang katanya ustadz dan publik figur harusnya tidak hobi menyebar fitnah dan tidak mengarang cerita bebas yang berpotensi membangun konflik dan mendptakan permusuhan sesama anak bangsa

Sebelumnya, video lewas Haikal Hasan kembali viral beredar menuding Bung Karno tukang penyaram ulama dan menyinggung soal ytima Ulama tahun 1957 di Palembang

Haikal dalam video tersebut juga menuding Bung Karno bersama PNI, PKI dan para Nasakomnys ngata-ngatai para ulama yang sedang melakukan muktamar pada tahun 1957 tersebut Kata Haikal, bung Karno menuduh pertemuan rapat muktamar itu amoral. Sebagamana kutipan benkut:

“Saya cerita ye, tanggal 11 bulan September tahun 1957, ada ytimak ulama Tahun 57 ada ytimak ulama. Dimane diadainye? Di palembang, itu muktamar ulama yang pertama kali Siapa yang pimpin? KH Isa Ansori. Siapa sekjennya? KH Ghozah Hasan. Siape pesertanye? Buya Hamka, Mohammad Natsir, Syafrudin Prawira Negara Itu masyaallah, Syahrir, Kahar Muzakkar, itu masyaallah top top semua. Tahu apa yang teradi di Jakarta? Tahu? Bung Karno bersama PNi-nya, PKi-nya, dan Nasakom-nya ngatangatain ulama yang sedang rapat dan muktamar Mereka menuduh ulama yang sedang rapat Itu, yang sedang muktamar itu AMORAL, kata Bung Kamo.”

“Jangan ditutup-tutupi ini, sejarah ini, sejarah. Bung Karno kan proklamator, iye bung Karno berjasa gue tahu. Bung Karno hebat, setuju. Tapi jangan lupa, Bung Karno TUKANG PENJARAIN para ulama bersama nasakomnya. Silakan bantah kalau bisa, siiakan bantah kalau bisa.” kata Haikal dalam video yang beredar tersebut.

Dilanjutkan Wanto, ujaran kebencian yang dilakukan oleh Haikal Hasan merupakan kaset kusut yang selalu diputar ulang.

“Diputar lagi sama oknum dari garis yang sama. Ini tidak bisa dibiarkan Kalau sejarah dikarang-karang sendiri seperti ini, kasian generasi benkutnya, jadi generasi pendengki semua. Repot ini,bagaimana mau bangun bangsa, kalau sejarah yang ada saja diotak atik. Yang seperti ini nih yang buat negara tidak maju-maju,” yar Wanto.

Kata Wanto, bagaimana Bung Karno mau benci para Ulama, gurunya saja H.O.S Tjokroaminoto. “Nasionalisme dan Islam, sudah jelas terpatri di dalam jiwa dan raga Bung Karno” paparnya.

“Ucapan saudara Haikal, secara tegas menuduh Bung Karno anti ulama dan anti Islam. Padahal tidak demikian. Sejarah membuktikan, bahwa Bung Kama merupakan tokoh terdepan yang mendukung kemerdekaan Palestina, Dukungannya dapat dilihat bagaimana Bung Karno menolak RI menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Tak hanya itu, Bung Kamo juga memboikot /menolak Israel dari kegiatan Asian Games dan peserta Konferensi Asia Afrika. Dan demi mendukung Palestina, Bung Karno perintahkan kepada tim nasional PSSI untuk tidak bertanding dengan Israel saat gelaran kualifikasi piala dunia tahun 1958,” kata Wanto menegaskan,Atas kiprah dan komitmen Bung Karno mendukung kemerdekaan bangsa-bangsa yang mayoritas penduduknya beragama Islam, maka dalam Konferensi Isiam Asia Afrika tahun 1965, Bung Karno mendapat gelar sebagai Pahlawan Pembebas dan kemerdekaan bangsa-bangsa Islam. Meskipun demikian Sukarno beruang sebagai seorang nasonake sejati yang tidak pernah menjual kekayaan negara bagi asing.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua DPN Repdem bidang Keagamaan dan Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, Irfan Fahmi mengatakan, seharusnya Haikal Hasan menceritakan sejarah mengapa Muktamar Alim Ulama yang diadakan pada 8 September 1957 di Palembang itu digelar.

“Lagipula, Muktamar itu tidak mempresentasikan keseluruhan ulama dan umat Islam di Indonesia. Buktinya NU tidak menghadiri muktamar itu,” kata Irfan yang ditunyuk sebagai tim Advokasi DPN REPDEM ini.

Bahkan menurutnya, ulama Betawi yang dipimpin Habib Salim bin Djindan al-Alawi al Indonesi. Bahkan menggelar muktamar yang menolak hasil muktamar di Palembang tersebut,” kata Irfan seraya mengatakan bahwa laporan pihaknya ke Kepoksan merupakan langkah tepat sebagai warga negara yang taat hukum harus menggunakan sarana hukum dalam mencari keadilan.

Perbuatan Haikal Hasan dalam tayangan video yang viral tersebut, menurut Irfan telah memenuhi unsur pasal 45A ayat 2 juncto pasai 28 ayat 2 Undang-Undang ITE dan Pasal 14 ayat 1 Perbuatan Haikal Hasan dalam tayangan video yang viral tersebut, menurut Irfan telah memenuhi unsur pasal 45A ayat 2 juncto pasai 28 ayat 2 Undang-Undang ITE dan Pasal 14 ayat 1 dan ayat 2 juncto Pasal 15 UU Nomor 1 Tahun 1948 juncto Pasal 158 KUHP.

Hal senada diutarakan Ketua DPN Repdem Bidang Politik dan Ideologi Simson Simanjutak. Menurutnya, situasi politik setelah proklamasi kemerdekaan dan pada tahun 50-an itu adalah tahun penuh dengan tekanan situasi yang sangat tidak stabil.

“Indonesia sebagai negara yang baru saja memproklamirkan kemerdekannya diterpa dengan berbagai macam pemberontakan dan konflik politik lainnya. Sehingga pada masa itu dibutuhkan ketegasan sikap bagi siapapun yang mengancam NKRI dan kestabilan negara,” kata Simson.

Dikatakannya, bila ada perbedaan pendapat dan idelogi dengan beberapa tokoh Islam yang kebetulan juga menjadi ulama, itu memang benar dan hal itu sangat wajar dalam negara yang sedang belajar menjalankan demokrasi. Namun tidak lantas menuding bahwa Soekamo benci para ulama.

Agar tidak menjadi sejarah yang salah, maka kata Simson, Repdem akan menindak oknum-oknum seperti ini.

“Agar ke depannya tidak ada lagi agama terus-terusan dijadikan bahan untuk mengadu domba rakyat, apalagi memfitnah sejarah,” tutupnya.

 

 

Supriyadi

Example 300250
Example 120x600