Pekanbaru, Kompas 1 Net – Kandasnya gugatan Lembaga Pemberantas Perusakan Hutan Indonesia (LPPHI) terhadap PT.Chevron membuat nasib limbah B3 di Riau makin tak menentu.
Menyikapi itu, pakar lingkungan hidup Dr.Elviriadi pada media ini Sabtu (28/1/23) mengaku cemas.
“..Gimana ya. Barang tu dah jelas nampak dan diakui sendiri pihak Chevron, kok kalah pulak di Pengadilan Negeri. Jadi mau diapakan ‘bende” (limbah B3-red) yang bertaburan di tanah Riau tu? ” tanya dia heran.
Akademisi yang kerap jadi ahli di pengadilan itu memastikan tak ada penyelesaian jelas nasib limbah tersebut.
“Aaacch dah terkunci itu. PT.Chevron gak mau, Pertamina Hulu Rokan (PHR) apa lagi. Pemprov Riau kewalahan. Jadi ujung ujungnya tetap terbiar dan jadi “kutukan” kekayaan alam negeri melayu, ” sindirnya.
Ketua Majelis Lingkungan Hidup Muhammadiyah itu meminta mahasiswa bergerak dengan nalar kritis.
“Limbah B3 itu yang saya observasi di beberapa titik punya efek bom waktu. Efek destruksinya sudah terjadi dengan mematikan tanaman kelapa sawit masyarakat. Daya eksplosifnya juga bisa aktif, termasuk kadar toksisitasnya bagi perairan, biota air dan tanah. Mahasiswa Riau harus bergerak, ” imbuhnya.
Aaaaaaccch payah. Hutan gundul pacul. Tanah dibalut limbah. Ladang dah punya cukong ompong. Sungai mampet ikan lari. Gambut kering dihisap konglomerat. Lelamo temakol Sungai Apit pun meloncat ke pangkuan cukong seraya bersyair,
“Ayam Menjerit diatas Batang. Tetiba Datanglah Lintah. Ade sawit mintak lah sebatang. Nak mandi sungai penuh limbah. Kepunan Temakol Limbah laaaaaaa, ” pungkas peneliti limbah yang rutin gundul demi nasib hutan.***
Rls/ Red
