Flores Timur, Kompas 1 net – Dalam kumungan kerja selama dua hari di Flores Timur, πππππ πΊπ’πππππ’π πππ, π½πβππ π΄π πππππ, ππππππ€πππ ππππππππ¦π ππππππ ππππππππ’ πππ ππππππππ (πππ πππ) πππππ’πππ π π€ππππ π‘ππππππππ πππ’ππ π πΊπ’ππ’ππ πΏππ€ππ‘πππ πΏπππ-ππππ ππ π·ππ π π΅πππππ πππππππ‘πππ-πΎππππππ‘ππ πππ‘πβπππ, πππππ π (15/07/2025).
Wagub Asadoma beserta sejumlah pejabat Pemprov NTT didampingi Wakil Bupati Flores Timur, Ignasius Boli Uran, S. Fil, dan anggota Forkopimda Flores Timur, meninjau Poslap pengungsian guna melihat langsung dan memastikan kondisi terkini para korban yang kurang lebih delapan bulan telah meninggalkan tempat tinggalnya akibat erupsi Gunung Lewotobi.
“Tentu setiap hari situasi dan kondisi itu selalu berubah dengan bencana erupsi ini, karena itu saya merasa penting, saya datang ke sini untuk melihat langsung dan merasakan bagaimana kondisi, situasi bapa mama, anak-anak sekalian,” ungkap Wagub Asadoma.
Dalam kesempatan tersebut, Wagub Asadoma melakukan tatap muka dan berdialog langsung dengan warga Desa Hokeng Jaya yang merupakan penghuni dari Poslap Desa Bokang Wolomatang.
Wagub Johni selanjutnya menyampaikan bahwa Pemerintah sudah memberikan perhatian yang cukup besar, baik itu dari pusat maupun provinsi. Dengan perhatian itu setidaknya menjadi sedikit obat untuk memberikan ketenangan kepada masyarakat pengungsian korban bencana erupsi gunung Lewotobi.
Disampaikannya juga bahwa, maksud kedatangannya ini adalah untuk mendengarkan harapan dan kebutuhan dari masyarakat penyintas yang sekiranya dapat dibantu oleh pemerintah propinsi. Oleh karenanya, pada kesempatan itu juga warga penyintas langsung diberikan kesempatan untuk menyampaikan keluhan dan harapannya kepada pemerintah propinsi.
Adapun harapan yang disampaikan dari warga penyintas yaitu, terkait biaya pendidikan baik di tingkat SD, SMP, SMA maupun di Perguruan Tinggi, dan persoalan pembiayaan angsuran pinjaman di bank, koperasi maupun lembaga keuangan lainnya dan serta, persoalan pekerjaan bagi masyarakat penyintas yang kehilangan lapangan pekerjaan.
Menanggapi hal itu, Wagub Asadoma berjanji akan memperjuangkan keluhan dan harapan dari masyarakat tersebut baik di tingkat propinsi maupun pusat. Terkait persoalan pembiayaan angsuran pinjaman di bank, koperasi maupun lembaga keuangan lainnya, ia menjelaskan, setiap bank tentu mempunyai aturan tersendiri yang tidak bisa diintervensi oleh pemerintah. Namun untuk Bank NTT sebagai Bank milik pemerintah daerah, dirinya menyebutkan, pemerintah dapat menfasilitasi cara terbaik dengan sistem pengembalian yang lebih lunak.
Wagub Asadoma selanjutnya juga mendorong warga untuk tetap bersabar dalam menghadapi cobaan bencana ini. “Namanya bencana alam, ini adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, tidak diinginkan. Di tengah situasi yang sulit dan tidak menyenangkan ini kita sebagai orang beriman harus tetap mempunyai kekuatan iman, ketabahan dan harapan dalam menghadapi situasi ini, tidak putus asa dan tetap semangat dalam menjalani kehidupan ini,” ungkap Wagub.
Sebelumnya, Wakil Bupati Flores Timur, Ignasius Boli Uran, S. Fil, menyampaikan pemerintah masih memberikan ruang bagi lokasi alternatif karena melihat bahwa 99% masyarakat yang terdampak adalah masyarakat agraris.
Dikatakannya, terlalu jauh memisahkan masyarakat dari lokasi asal akan memberikan masalah untuk keberlanjutan hidup. Oleh karena itu pemerintah daerah dalam kewenanganya mencari berbagai jalan terbaik, termasuk memutuskan untuk mencari lokasi terbaik di kawasan itu.
“Pemerintah selama ini bukan tidak berproses untuk lokasi Huntap, pemerintah tetap cari jalan keluar sehingga baru di tanggal 2 Juni kita melakukan pembangunan akses jalan masuk. Jadi jangan pernah menganggap Pemerintah Daerah Kabupaten Flores Timur diam saja,” tegas Wabup.
Ignas Uran pun menambahkan bahwa paling lambat awal Agustus sudah ada proses pembangunan hunian tetap. Sebagaimana disampaikan oleh Kepala BNPB, pendekatan bantuan bukan aset ganti aset, akan tetapi berdasarkan jumlah Kepala Keluarga (KK).
Untuk itu Wabup Ignas mengingatkan, kepada Kepala Desa untuk mendata jumlah kepala keluarga penerima manfaat dengan benar. “Maka itu saya ingatkan Kepala Desa data itu harus ril dan disosialisasikan dengan baik kepada masyarakat sehingga jangan ada konflik di kemudian hari,” tegasnya.
Setelah melakukan tatap muka dan dialog bersama warga pengungsi, Wagub Asadoma bersama pejabat pemerintah propinsi menyerahkan bantuan kepada para pengungsi berupa, makanan siap saji, makanan anak, family kit, kids ware.
Wagub Jhoni juga meluangkan waktu untuk melakukan peninjauan ke tenda-tenda pengungsian yang berada di poslap tersebut. Di tengah-tengah peninjauan, Asadoma langsung bercengkrama dengan para pengungsi dan memberikan dukungan moral.
Usai meninjau poslap pengungsian di Desa Bokang, Wagub beserta seluruh rombongan melanjutkan peninjauan ke pengungsian korban dampak erupsi gunung Lewotobi di Poslap Desa Konga.
Sementara itu, pada hari kedua kunjungannya, (Kamis, 16/07), Wagub Asadoma bersama sejumlah pejabat propinsi lainnya melaksanakan sejumlah agenda termasuk meninjau pelaksanaan Cek Kesehatan Gratis (CKG) di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, pelayanan di Kantor Samsat, proses penerimaan siswa baru di SMAN I Larantuka dan SMKN I Larantuka, mengunjungi Bank NTT dan Pangkalan Pendaratan Ikan.
Sejumlah pejabat provinsi NTT yang hadir mendampingi Wagub dalam kunjungan ini yakni Semuel Halundaka, S.IP, M.Si (Asisten 3 Gubernur NTT/Plt. KALAK BPBD), β Kanisius Mau, M.Si (Plt. Asisten 1 / Kepala Dinas Sosial Provinsi NTT), β Linus Lusi, S.Pd, M.Pd (Staf Ahli Gubernur Bidang Perekomian dan Pembangunan), β Agustinus Sigasare, ST (Kepala Biro Umum Setda NTT), β dan Yanuarius Laka (Kabid Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Dinas P&K).
Rita Senak Kompas 1 net melaporkan