Jacob Ereste : Naskah Kuno dan Sejumlah Peninggalan Sejarah Bangsa Nusantara Mengapa Dicintai Bangsa Asing

Mengikuti kisah I La Galigo, seakan tersuruk jauh masuk pada kedalaman kebesaran masa silam suku bangsa Nusantara dari Sulawesi Selatan yang dikenal dengan Suku Bugis. Keragaman budayanya yang khas memiliki banyak corak yang sungguh sangat mengagumkan. Mulai dari tenunan sarung hingga makanannya yang khas. Bahkan senjata pelindung diri yang disebut badik sampai naskah sastra paling tebal di dunia — yang disebut I La Galigo itu — telah diakui dunia hingga dicatat oleh UNESCO dalam Memory of The Word (MOW UNESCO) yang teregister secara resmi pada 27 Juli 2011.

Dalam versi Kern, seorang ahli sastra dan bahasa Bugis yang juga ikut menyusun katalog naskah I La Galigo ini memiliki sekitar 6.000 halaman dan setiap halaman minimal memiliki 50 baris, sehingga jumlah suku kata yang ada di dalamnya berkisar antara 10 hingga 15. Karena itu secara keseluruhan panjangnya tak kurang dari 300.000 baris.

Bacaan Lainnya

Atas dasar data riil itu, secara keseluruhan naskah I La Galigo melebihi satu setengah kali Epos Mahabarata yang jumlah baris di dalamnya cuma sekitar 1.600 hingga 200.000 saja.

Uniknya, pada tahun 1872 — 250 tahun silam — bagian pertama dari Epos besar bangsa Nusantara itu diterbitkan dengan huruf lantaran. Setelah 122 tahun kemudian (1994) baru diterbitkan transkipsi dan terjemahannya dalam jilid pertama. Dan menyusul kemudian jilid kedua pada tahun 2000. Semua usaha itu justru disponsori oleh Koninklijk Instituut Bogor Taal Landen Volkkenkunde (KITLV) atau yang lebih populer disebut Institut Kerajaan Untuk Bahasa dan Budaya Negeri Belanda.

Jika kemudian ada pertanyaan, mengapa naskah kuno dan peninggalan sejarah bangsa Nusantara dicintai Bangsa Asing, tampaknya pertanyaan serupa itu bisa jadi merupakan bagian dari misteri dari warisan para leluhur kita itu, yang tidak kalah menarik untuk diungkap pada kesempatan berikutnya.

 

Diterbitkan Kompas 1 Net

Banten, 20 September 2022

Pos terkait