Catatan sejarah : Kerajaan Kunto Darussalam* Datuk Bondao ; “Sang Promotor Ekonomi Rakyat”.

Photo: Istana Kerajaan Kunto Darussalam

Kotolamo, Kompas 1 Net -Kutipan wawancara perjalanan sejarah Kunto Darussalam, Sebagai Kerajaan penerus tahta Kerajaan Rokan tua yang memiliki hubungan langsung dengan Melaka, diambil dari beberapa sumber terpercaya dan memiliki nasab langsung ke pendahulu nya. (ditulis Kamis 25 Mei 2023).

Bacaan Lainnya

Datuk Syafrianto bin Latif yang juga cucu langsung dari Datuk Bondao Dahlan, Istilah Datuk Bondao dalam tatanan Budaya Kerajaan Kunto Darussalam dikenal dengan Kata lain sebagai pembantu Raja yang mengurusi Sumber pendapatan Kerajaan dan Penyusunan tatanan ekonomi serta Sosial Masyarakat di wilayah Kerajaan.

Datuk Menjelaskan bahwa Kerajaan Kunto Darussalam itu adalah sebuah Tatanan Sosial Masyarakat yang ada sebelum dinyatakan nya Indonesia sebagai sebuah negara yang menjadi satu kesatuan dengan wilayah lainnya yang disebut dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sumber diambil dari cerita turun temurun dari datuk-datuk yang terus di ceritakan ke anak cucu nya.

Menurut Datuk Syafrianto; Kerajaan Rokan tua dahulu nya memang ada, sebagai mana juga telah ditulis oleh beberapa sumber yang merunut dari beberapa hasil penelitian, terakhir yang di tulis dalam Buku sejarah Kerajaan Kunto Darussalam, Keberadaan Rokan tua sempat terputus Keberadaan nya sebagai sebuah wilayah otonom yang berada di Kunto hari ini, berpusat di Kotolamo. Keberadaan Kunto baru diketahui kembali ditahun 1878 Masehi (Sumber Buku sejarah Kerajaan Kunto Darussalam) dan memiliki hubungan langsung dengan Melaka sebagai sebuah pusat perniagaan dan pertemuan jalur komunikasi dunia pada saat itu.

Datuk Bondao Dahlan sebagai Datuk Bondao pertama di Kerajaan Kunto Darussalam yang meneruskan tugas Perdana Menteri Kerajaan Kunto Darussalam, Karena terjadi beberapa perubahan struktur dan tatanan yang di bangun oleh kerajaan, sehingga tidak ada lagi Perdana Menteri, dan seluruh pekerjaan nya di lakukan oleh Datuk Bondao, perubahan tersebut juga akibat dari adanya politik Belanda yang secara tidak langsung merubah alur sejarah sebuah wilayah yang di pengaruhi nya, Ujar Datuk Syafrianto.

Dalam rangka penyusunan dan pembenahan tatanan masyarakat dan Kerajaan Kunto Darussalam, Datuk Bondao berperan penting dalam Membantu Raja, Sebagai langkah pertama yang di lakukan oleh Datuk Bondao Dahlan pada saat itu, melakukan penertiban Kelompok Masyarakat Adat dibawah Kerajaan dan Keluarga Bangsawan yang berada di lingkungan Istana, Dua Suku Pertama yang menaungi masyarakat Adat yaitu Suku Melayu dan Caniago, dan satu di Bangsawan disebut dengan Kobok/ Kobak (dalam istilah lain Puak) Ajo-ajo. Tegas Datuk Syafrianto yang merunut Sumber dari Almarhum Datuk Munoh.

Suku Melayu yang di pimpin oleh Datuk Suku nya yang juga Sekaligus Datuk Bondao, Inilah gagasan kerja sama yang di bangun oleh Datuk Bondao Dahlan, dengan menyusun tatanan ekonomi Rakyat sebagai penghasil karet pada masa itu, dengan mengatur penjualan karet yang akan didagangkan oleh Kerajaan, sehingga masyarakat tidak memikirkan lagi bagaimana menjual hasil produksi nya, Masyarakat di zaman itu dibuat lah Kopun istilah masa itu (Kupon) sebagai bukti alat tukar yang di gunakan masyarakat untuk mendapatkan bahan pokok dan lainnya yang akan dibeli oleh kerajaan dari Melaka, pada saat itu lah terjadi penataan Kelompok Masyarakat di atur oleh Suku-suku, yang kemudian ada terjadi penambahan dua suku selain Melayu dan Caniago, yaitu di ambil dari Induk yang datang Suku Pungkuik dan dimasukkan lah Keluarga Kerajaan yang tidak ditetapkan dalam bangsawan menyatu dengan suku Pungkuik dan Suku Melayu tigo Induk yang tegak sendiri pecahan keturunan dari Suku Melayu dan Bangsawan, Ujar Datuk Syafrianto yang mengambil Sumber dari Almarhum Datuk Latif (ayah Datuk Syafrianto) dan Almarhum Datuk Mogek Adam.

Menurut Datuk Syafrianto ; Istilah perjuangan KKPA yang di perjuangkan masyarakat Kota lama hari ini adalah bukan hal baru, Karena penyusunan dan Penataan ekonomi masyarakat Kotolamo dari dulu nya sudah memiliki konsep dan semangat yang sama, dan Datuk Bondao lah pemeran utama dalam perjuangan masyarakat, terjadi perbedaan pendapat itu satu hal yang wajar, namun biasanya sesuai cerita dan pengalaman hidup yang pernah satu masa dengan salah satu pendahulu, apabila bersatu dan satu Komando dengan Datuk Bondao, Insya Allah usaha kita berhasil. Tutup Datuk Syafrianto bin Latif.

Kutipan sejarah ini diambil dari wawancara langsung dengan Datuk Syafrianto dengan mengambil Sumber dari yang lainnya, untuk melengkapi atas kekurangan tulisan akan diperbaiki dengan data dan informasi yang falid.

 

Penulis : Laksamana Hery

Diterbitkan oleh Media online Kompas 1 Net – Kamis 25 Mei 2023.

Pos terkait