Larantuka, Kompas 1 net –Fun Run Solor di Kabupaten Flores Timur mendapat sorotan tajam dari Tokoh masyarakat, pasalnya uang rakyat dihambur -hamburkan saat Gunung Lewotobi Laki-laki dalam Erupsi Dahsyat Kamis 17 Juni 2025.
Dikatakan Bactiar,” Seperti menggigit buah dari pohon rakyat, ataukah Pengguna Anggaran/Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Flores Timur, meletakkan Fun Run Solor sebagai bisnis penuh sesak atas nama kegembiraan sosial, menghadirkan berandalan sebagai para pihak, yang tidak tahu apa itu Aturan tata kelola Keuangan Daerah.
Apakah ada MoU bersama antara Pemda dan Pimpinan DPRD saat penandatanganan KUA PPAS tahun 2024 untuk APBD TA 2025.
Apakah MoU KUA PPAS, yang selanjutnya diterjemahkan kedalam RKA OPD Pariwisata, untuk kemudian menjadi dokumen resmi nota keuangan oleh Bupati melalui Paripurna yang diserahkan kepada fraksi-fraksi di DPRD.
Untuk kemudian mendapat Persetujuan DPRD Flotim menjadi produk hukum bernama Perda, memiliki daya ikat kepada manusia yang masih bernafas di Flotim, termasuk Goe. yang kemudian oleh Bupati sebagai kepala Daerah Flotim menerbitkan peraturan bupati tentang Penjabaran APBD Flotim yang secara outomaticly menjadi DPA ( Dokumen Pelaksanaan Anggaran) di semua OPD,” ucapnya.
Apakah Pengguna Anggaran Fun Run Solor dari DPA itu sudah ditindaklanjuti kedalam perikatan dengan pihak ketiga (Even organizer) dalam Perjanjian Kerja ?? Ingat pak kadis ! duit 500 juta itu bersumber dari keringat rakyat bukan uang dari partai politik,”Tegas Bactiar
Apakah dalam konstruksi belanja Fun Run Solor, Even Organizer disebut sebagai tenaga teknis perkantoran pada rekening terkecil satuan 6 ?. Sebagai Pengguna Anggaran semestinya bercermin pada dasar hukum tata kelola keuangan daerah yang terimplementasi secara operasional dalam SIPD.
Hindari perintah atasan melalui telaah staf karena ketika dikemudian hari belanja ini dipermasalahkan maka kalian akan menjadi sapi perah APH. Memperdayai hukum melampaui fungsi Pengguna Anggaran sama dengan ambiguitas mencerminkan kelicikan bos pa’ kadis.
Ingat dan pikir istri dan anak dirumah menanti nafkah yang disuguhi mu sampai napas putus, jangan terpukau dan terpikat perintah atasan yang baru belajar bekerja di ruang publik,” Pungkas Bactiar.
Rita Senak, Kompas 1 net
