Example floating
Example floating
Example 728x250
Peristiwa

Budaya Pacu Biduk dan Tradisi Balap Perahu Meriahkan Idul Fitri di Desa Ulak Makam,Tabir Ilir 

74
×

Budaya Pacu Biduk dan Tradisi Balap Perahu Meriahkan Idul Fitri di Desa Ulak Makam,Tabir Ilir 

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Merangin, Kompas 1 net – Dalam rangka Hari Raya Idul Fitri 1446 H Tahun 2025 Pemerintah Desa (Pemdes) Ulak Makam Kecamatan Tabir ilir kabupaten Merangin menggelar acara pacu Biduk atau lebih dikenal dengan pacu perahu. Tradisi ini telah menjadi bagian penting dari budaya masyarakat setempat, guna untuk mempererat tali silaturahmi, dan memperkuat identitas budaya tradisional.

Pacu Biduk, atau perlombaan perahu merupakan olahraga air yang melibatkan tim-tim yang ikut berlomba dan perlombaan ini tidak hanya menampilkan keterampilan dan kekompakan tim, tetapi juga menjadi ajang hiburan bagi Masyarakat yang hadir.  Dengan keindahan alamnya yang menjadi lokasi yang ideal untuk menyelenggarakan acara ini, serta menambah daya tarik bagi penonton lokal maupun penonton yang datang dari luar Desa yang memenuhi pinggiran sungai untuk menyaksikan perlombaan tersebut.

Geser ke Bawah Untuk Lanjut Membaca
Example 300x600

Lebih lanjut, Partisipasi aktif dari masyarakat dalam acara ini menunjukkan semangat gotong royong dan kebersamaan yang kuat, dan acara ini tidak hanya menjadi sarana hiburan tetapi juga memperkuat rasa memiliki terhadap warisan budaya tradisi lokal. Pacu Biduk adalah perlombaan mendayung perahu tradisional yang berkembang di berbagai daerah di propinsi Jambi, khususnya di Desa Ulak Makam Kecamatan Tabir ilir kabupaten Merangin.

Sebagaimana diketahui, Kata Pacu berarti “balapan” atau “perlombaan”, sementara Biduk adalah istilah dalam bahasa daerah yang berarti “perahu”, Dalam pacu biduk, para peserta berlomba mendayung perahu dengan kecepatan yang maksimal untuk mencapai garis finis lebih dahulu dibandingkan dengan lawannya.  Olahraga tradisional ini tidak hanya mengandalkan kekuatan fisik, tetapi juga memerlukan teknik mendayung yang baik serta kekompakan tim. Selain menjadi hiburan bagi masyarakat, pacu Biduk juga berfungsi sebagai ajang silaturahmi, terutama saat momen-momen besar seperti Hari Raya Idul Fitri dan perayaan adat lainnya.

Lebih lanjut, Tradisi pacu Biduk telah ada sejak zaman dahulu dan erat kaitannya dengan kehidupan Masyarakat. Awalnya, pacu Biduk bukanlah sebuah perlombaan formal, melainkan kegiatan spontan yang dilakukan para nelayan dan pendayung perahu untuk mengukur kecepatan serta keterampilan mereka dalam mendayung. Seiring waktu yang berjalan, pacu Biduk berkembang menjadi ajang perlombaan yang lebih terstruktur dan diadakan dalam berbagai perayaan, baik dalam acara adat maupun peristiwa-peristiwa penting seperti Hari Raya Idul Fitri dan hari kemerdekaan.

Seperti halnya. di Sungai Aur Desa Ulak Makam Kecamatan Tabir ilir kabupaten Merangin, perlombaan pacu Biduk diadakan sebagai bagian dari perayaan Idul Fitri, dan acara ini menjadi ajang untuk mempererat hubungan antar Masyarakat serta melestarikan budaya dan kearifan lokal.  Acara pacu Biduk di Desa Ulak Makam juga menjadi contoh nyata bagaimana tradisi lokal tetap hidup dan berkembang di Desa tersebut dan juga memberikan manfaat. tidak hanya bagi peserta, tetapi juga bagi seluruh pihak-pihak yang terlibat.

Kepala Desa Ulak Makam Daman Huri, sangat mengapresiasikan kegiatan tersebut. selain untuk melestarikan budaya tradisional, kegiatan ini juga untuk mempererat tali silaturahmi dan kekompakan antar Masyarakat.

“Kalau tidak ada halangan, kegiatan ini setiap tahun tetap kami laksanakan, sudah tiga kali kegiatan ini terlaksana, semoga kegiatan pacu perahu (Biduk) ini tetap terlaksana dan menjadi agenda rutin setiap tahun nya,” kata Daman Huri

Dirinya juga berharap kepada pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut untuk saling menjaga keamanan dan ketertiban selama proses acara berlangsung yang telah diselenggarakan selama dua hari berturut-turut dari tanggal 5-6 April 2025.

“Mari kita sama-sama saling membantu dan menjaga keamanan dan ketertiban dalam menyelenggarakan kegiatan ini dari hal yang tidak kita inginkan, agar acara ini berjalan dengan lancar dan sukses,”imbuhnya lagi

Acara dimulai dengan pembacaan Do’a dan selanjutnya pemukulan Gong oleh kepala Desa tanda acara perlombaan dimula. Dan adapun yang ikut berlomba, tercatat ada tiga perahu yang telah di siap kan untuk peserta, baik dari tim Putra maupun tim Putri yang ikut berkompetisi mengarungi sungai Aur sepanjang 150 meter yang ditentukan oleh panitia yang dijadikan sebagai lintasan ajang pacu perahu.

 

Tores**

Example 300250
Example 120x600