Example floating
Example floating
Berita

Thresher Shark Indonesia Bahas Program Konservasi Pari Mobula Bersama Pemerintah Flores Timur

48
×

Thresher Shark Indonesia Bahas Program Konservasi Pari Mobula Bersama Pemerintah Flores Timur

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Larantuka, Kompas 1 net – Tresher Shark Indonesia (TSI) melakukan pertemuan perdana bersama pemerintah provinsi dan kabupaten untuk membahas program kerja yang akan dilaksanakan di 3 desa wilayah solor antara lain: Desa watanhura, Desa Labelen dan Desa Lamawai. Pertemuan ini di hadiri oleh kepala kantor cabang dinas kelautan dan perikanan provinsi wilayah larantuka, Perwakilan PSDKP, Kepala Dinas Pemberdayaan masyarakat Desa dan Dinas kelautan dan perikanan kabupaten. Pertemuan ini menjadi langkah awal untuk memperkenalkan program kerja Thresher Shark Indonesia tentang aktivitas dan pemanfaatan perikanan pari mobula di Kabupaten Flores Timur guna mengindentifikasi potensi mata pencaharian alternatif di masa yang akan datang.

Tujuan dari pertemuan ini adalah mengajak para pemangku kepentingan untuk terlibat aktif melalui kolaborasi dan berkomitmen untuk mendukung program kerja yang akan dilakukan oleh Thresher Shark Indonesia.

Kami menyadari bahwa program yang kami rencanakan ini hanya akan berhasil jika ada dukungan dari semua pihak, baik itu pemerintah dan juga masyarakat. Kami juga akan berupaya dan memastikan bahwa program ini berjalan, tidak hanya memberikan manfaat terhadap species pari mobula yang teancam punah, tetapi juga dapat membawa dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat nelayan di Solor timur. Ujar Yodhikson Marvelous Bang, Operations Manager Thresher Shark Indonesia.

Pemerintah Kabupaten Flores timur menyatakan komitmen untuk mendukung program ini yang akan dilakukan oleh Thresher Shark Indonesia dengan meminta TSI untuk secara aktif melakukan koordinasi dan memastikan keterlibatan pemerintah dalam setiap tahapan pada program yang akan di kerjakan.

Sebagai pemerintah, kami tentu mendukung program ini, karena itu kolaborasi perlu ditingkatkan antara semua pihak yang terlibat aktif dalam program konservasi. Kami berharap dengan adanya program ini, TSI tidak hanya membantu melakukan transisi nelayan ke perikanan lainnya tetapi bisa membantu memfasilitasi nelayan untuk memiliki legalitas kapal. Ujar Pak Antonius Andi Amuntoda Kepala Kantor Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Wilayah Lembata, Flores timur dan Sikka.

Diskusi awal ini sangat menarik dan menjadi perhatian bagi semua peserta yang hadir, peserta yang hadir memberikan masukan dan tanggapan positif bagi TSI untuk memulai program di solor timur.

Kami sangat mengapresiasi pendekatan persuasif dan berbasis budaya lokal yang digunaka oleh TSI. Mengingat praktik penangkapan ikan sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, perubahan butuh waktu dan pendekatan yang tepat. Oleh karena itu desain program harus menyesuaikan dengan pola hidup nelayan, termasuk membangun pemahaman baru tentang penangkapan pari mobula. Kami siap mendukung melalui regulasi di tingkat desa dan mendorong desa untuk mendung program ini mealui dana desa. Ujar Pak Alfo Kaha, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Flores Timur.

Selanjutnya lanjutan dari program kerja ini mencakup:

1.Studi Sosio – ekonomi
2.Koordinasi bersama pemerintah dan masyarakat
3.Identifikasi masyarakat yang masih aktif menangkap mobula dan berminat pada proses pendampingan
4.Pendampingan Nelayan
5.Pemantauan secara reguler
6.Proses pelaporan dan tidak lanjut

TENTANG THRESHER SHARK INDONESIA

Thresher Shark Indonesia didirikan oleh empat anak muda Indonesia yang bergerak di bidang konservasi laut. Dari yang awalnya merupakan organisasi berbasis relawan, kami kini telah berkembang dan mempekerjakan 25 anggota tim-13 penuh waktu dan 12 paruh waktu-yang bekerja di berbagai proyek di Alor, Flores, dan Kepulauan Banda.

Seluruh anggota tim kami adalah anak muda Indonesia (berusia di bawah 35 tahun), dan 70% di antaranya merupakan masyarakat adat dari wilayah tempat kami beroperasi. Kami percaya bahwa berinvestasi pada kapasitas pemuda adat serta memberikan mereka peluang kerja lokal di sektor kelautan adalah kunci untuk mencapai hasil konservasi yang bermakna dan berkelanjutan.

Rita Senak, Kompas 1 net

Example 300250
Example 120x600