Permintaan Masih Lemah, Harga CPO Kembali Tertekan

Foto : Ilustrasi

 

NASIONALHarga minyak sawit dunia (crude palm oil/CPO) ditutup melemah pada akhir pedagangan Jumat (23/09) d bursa berjangka Malaysia.

CPO turun untuk hari kedua setelah adanya prediksi penurunan harga lebih lanjut pada akhir tahun ini seiring tingginya pasokan tetapi permintaan melemah.

Tercatat harga CPO berjangka di Malaysia untuk kontrak Oktober 2022 ditutup melemah 88 poin atau 2,34% dari penutupan sebelumnya RM3.761/ton ke level RM3.673/ton. 

Untuk kontrak November 2022, harga CPO berjangka di Malaysia juga menurun 87 poin atau 2,29% dari RM3.797/ton ke level RM3.710/ton.

Adapun, harga CPO berjangka untuk kontrak Desember 2022 terkoreksi 90 poin atau 2,35% dari RM3.826/ton ke RM3.736/ton

Mengutip Reuters,analis terkemuka Dorab Mistry pada konferensi Globoil di Agra, India, memperkirakan harga minyak sawit dapat jatuh ke 2.500 ringgit ($547,29) pada akhir Desember.

Tekanan harga tersebut terbebani oleh peningkatan produksi, lemahnya permintaan, serta perlambatan ekonomi utama.

Kontrak sawit telah naik ke rekor tertinggi pada Maret 2022 setelah invasi Rusia ke Ukraina dan memicu kekurangan minyak nabati global. Harganya pun jatuh hampir 50% semenjak itu. 

Kegelisahan atas potensi resesi global turut mempengaruhi pergerakan harga. Kekhawatiran makroekonomi membayangi ekuitas global dan pasar komoditas sehari setelah bank sentral AS menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin untuk ketiga kalinya.

Ini merupakan target kenaikan suku bunga ke level tertinggi sejak 2008.  Sementara itu, minyak sawit menghentikan kenaikan yang terjadi pada dua hari perdagangan sebelumnya di tengah kekhawatiran resesi global.

Adapun, nilai ekspor minyak sawit Indonesia akan melonjak pada paruh kedua tahun ini setelah pungutan ekspor dihapuskan.

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia  memperkirakan total ekspor secara tahunan berpotensi turun dari posisi tahun lalu sebanyak 33,7 juta ton. 

Sementara itu, kontrak minyak kedelai teraktif Dalian Commodity Exchange turun 1,1% dan kontrak harga kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT) turun 1,9%.

Minyak sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global.

 

 

 

 

 

 

Sumber : Dataindonesia.id

.

Pos terkait