Example floating
Example floating
Berita

Penabalan Gelar Adat Suku Kandang Kopuh Luhak Kepenuhan 

38
×

Penabalan Gelar Adat Suku Kandang Kopuh Luhak Kepenuhan 

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Prosesi adat Bertepak sebelum dilaksanakan penambalan gelar adat secara adat Luhak Kepenuhan/ Foto 

Rohul, Kompas 1 net – Pepatah petitih adat Luhak Kepenuhan yang berbunyi “Sonik bogele godang bolega patah tumuh ilang boganti”, ini dasar hukum adat dalam adat sedio lamo dalam proses pergantian kepemimpinan dalam adat di Luhak Kepenuhan. Dan ada satu lagi yang berbunyi berjenjang naik bertangga turun.

Adapun  arti dan makna dari petatah petitih diatas adalah  bahwa ada nya pergantian Kepemimpinan dalam adat Istiadat sesuai dengan nama gelar nya, karna nama gelar juga menentukan jabatan yang sudah tertulis dalam aturan adat.

Adapun pejenjangan nya adalah mulai dari  Pucuk Suku sebagai pimpinan suku tugasnya sebagai penyusun,  dibawah pucuk ada Tungkek Suku dan tugasnya sebagai polopih. Pada posisi ini panggilan adat terhadap gelar ini dipanggil dengan Datuk. Setelah Tungkek ada indu suku dengan tugas poagih, setelah induk ada nama nya Mato Mato bawah poin dan anak Mato, panggilan adat terhadap gelar adat ini adalah mamak.

Ada lagi gelar adat yang diberikan yaitu gelar adat Kurnia, pada posisi ini ada tingkatan gelar adat kunio, yaitu gelar Kurnio dari Lembaga Kerapatan Adat ( LKA ) Luhak Kepenuhan, kedua gelar adat Kurnio dari suku dan ketiga gelar Kurnio adat dari indut.  Hal Iko disampaikan oleh Ismail Hamkaz penulis Buku Sejarah Adat dan Istiadat  Kepenuhan.

Alhamdulillah pada pelaksanaan Penabalan  gelar adat dalam salah satu suku nan sepuluh Luhak Kepenuhan yakni  Koleha Suku Kandang Kopuh Luhak Kepenuhan yang dilaksanakan di Balai Adat Luhak Kepenuhan berjalan dengan lancar dan sukses pada hari Sabtu pagi  tanggal 25 Oktober 2025  yang lalu.

Adapun sepuluh suku yang ada di Luhak Kepenuhan adalah pertama Suku Bangsawan dengan Gelar Pucuk sukunya Dt. Juntuan mudo. Kedua, Suku Anak ajo-ajo dengan gelar Pucuk suku nya Datuk Sultan Ibrahim. Ketiga Suku Nan Soatuih dengan gelar Pucuk suku nya Datuk Naindo. Keempat, Suku Melayu dengan gelar Pucuk sukunya Datuk Bonao Sakti. Kelima, Suku Moniliang dengan gelar Pucuk Suku nya Datuk Rangkayo Maharajo. Keenam,  Suku Pungkuik dengan gelar Pucuk Suku nya Datuk Paduko Julelo. Ketujuh, Suku Kandang Kopuh dengan gelar Pucuk Suku nya Datuk Bijianso, kedelapan, Suku Maih dengan gelar Pucuk Suku nya Datuk Tomonggong. Kesembilan, Suku Kuti dengan gelar Pucuk Sukunya Datuk Majo Nando dan ke sepuluh Suku Ampu dengan gelar Pucuk Suku nya Datuk Paduko Bosa.

Berjenjang  naik, betangga turun,   prosesi  Penabalan  gelar adat ini  dilaksanakan secara  Adat Bertepak Luhak Kepenuhan, jika lah Bertepak mulai dikerjakan maka sudah  termasuk  dalam Azam lazim adat yang patut dan  dijunjung tinggi.

Banyak pejabat adat Luhak Kepenuhan Negeri BERADAT yang hadir pada acara penabalan gelar adat ini, ketua LKA Luhak Kepenuhan Drs. H. Effendi.R Dt Bonao Sakti, Ketua LAM Rohul H. Zulyadaini Dt Saudagar ajo, Camat Kepenuhan Gustia Hendri Dt mangku Bumi, pucuk dan tungkek suku nan sopuluh,  Daman Huri Dt Banda, Dubalang ompek DiBalai, Imam Ompek Dibalai, induk dan Mato Mato suku nan sopuluh, Bundo kandung, anak komonakan dan para undangan lainnya.

Para pimpinan suku dan lembaga adat yang hadir pada acara penambalan adat Suku Kandang Kopuh Luhak Kepenuhan/Foto 

Acara penabalan Gelar dalam Koleha Suku Kandang Kopuh Luhak Kepenuhan, dimulai dengan prosesi adat Bertepak, setelah selesai  adat Bertepak ini,  Maka barulah mamak Montao lelo yang ditugaskan secara adat Luhak kepenuhan yang memimpin, menghimbau  dan monyerukann satu per satu pejabat adat yang akan dilantik secara adat.

Pada Penabalan Gelar adat dalam suku Kandang Kopuh yang dilaksanakan penuh hikmah dalam pormasi lengkap karna gelar yang akan di lantik  mulai dari pucuk, tungkek, induk, Mato Mato dan gelar Kurnio yaitu pertama  Pucuk Suku Kandang Kopuh Sudirman Dt Bijianso ( jabatan sebelumnya adalah Tungkek ), kedua Tungkek Suku Masril Dt Mangkuto Sindo ( jabatan sebelumnya adalah  Induk Usau, dengan gelar adat  Mamak Ajo nan Gagah )

Ketiga induk suku yaitu Arfan Effendi Mamak Ajo nan Gagah ( jabatan sebelumnya adalah mato mato dengan Gelar Mamak Majo Kaha ) keempat, Mato Mato yaitu Dikul Mamak Majo Bungsu,  Wandi Mamak Majo Tua ( jabatan sebelumnya adalah  mato Mato dengan gelar adat  Mamak Majo Bungsu ), Tambrin Mamak Majo Kaha ( jabatan sebelumnya adalah mato Mato dengan Gelar Mamak Majo tuo ).

Aherman mamak Malin Mudo Mato Mato induk Kampong Tongah ( Babussalam ), Ismail Mamak Ajo Nan Kuaso Mato Mato induk Sungai Kaeh ( Kampong Panjang ), Rizal Fahmi Mamak Poneka Sutan Mato Mato induk Tobiang Tingi ( Kepenuhan Hulu )

Kelima, gelar Kurnio dari Lembaga Kerapatan Adat  Luhak Kepenuhan Ahmad Dani Tuan Imam Zainuddin Ompek DiBalai. Adelin Dt Setio Pongaso ( Gelar Kurnio dari  Lembaga Kerapatan Adat Luhak Kepenuhan) dan kurnio Inuk Tobiang Tinggi,  Alfa Syahputra Mamak Lobai Muah.

Apa yang disampaikan orang tua kita  dari dahulu nya sampai kapanpun masonya, jika gelar adat sudah  sesuai dengan Azam lazim alua dan Batua, yang gelap jadi terang,  yang bodoh jadi pintar,  ringan dan mudah saja  badan atau tenaga untuk bekerja untuk adat baok,  ada saja  jalan kolua nya itulah namanya  tuah adat, Tahniah dan syabas, semoga Adat istiadat Luhak Kepenuhan dan  adat istiadat di lima Luhak berjalan  dan menjadi pegangan. Sebut Penerima  Anugrah Tokoh Budaya Riau asal Rohul ini.

Salah seorang yang dilantik dalam acara penabalan gelar adat Suku Kandang Kopuh adalah Alfa Syahputra dengan gelar adat Lobai Muah,, gelar adat kunio dari Induk tobiang tinggi Suku kandang Kopuh mengungkapkan Alhamdulillah, dengan penuh rasa syukur saya menerima penambalan gelar Adat dari Luhak Kepenuhan, Suku Kandang Kopuh Induk Tobiang Tinggi, dengan gelar “Kurnio” serta gelar kehormatan “Lobai Muah.”

Gelar ini bukan sekadar simbol kehormatan, tetapi juga amanah besar untuk menjaga, melestarikan, dan mengamalkan nilai-nilai adat istiadat yang telah diwariskan oleh para ninik mamak dan leluhur kita. Saya berkomitmen untuk menjalankan tanggung jawab ini dengan sebaik-baiknya, menjunjung tinggi marwah adat, serta terus berkontribusi bagi kemajuan masyarakat dan daerah tercinta, Rokan Hulu. Sesuai dengan falsafah adat “adat bersandikan syarak, syarak bersandikan Kitabullah,” saya percaya bahwa kehormatan sejati lahir dari keseimbangan antara ilmu, adat, dan iman. Sambung Ddsen muda yang juga dikenal sebagai Milenial Rohul.

Galeri foto 

 

Laks Hery

Example 300250
Example 120x600