Mewujudkan Pertanian Berkelanjutan

Pekerja memanen padi menggunakan mesin panen di area persawahan Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara, Kamis (08/02). Gejala El Nino yang membuat kekeringan hebat dan menurunkan luas tanam di sejumlah wilayah. ANTARA FOTO/Yudi

Pemerintah memastikan pasokan beras aman jelang Lebaran 2024. Melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), Bulog ingin memastikan ketersediaan beras dengan harga yang terjangkau.

Kompas 1 Net- Sembari menyambut panen raya pada 2024, Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengingatkan petani agar secepatnya melakukan persiapan tanam. Merujuk proyeksi data Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS), pada Maret 2024 ini, produksi beras mencapai 3,51 juta ton. Dengan demikian dapat memasok kebutuhan beras masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah.

“Produksi kita untuk Maret ke Juni insyaallah aman, karena sudah mulai panen. Hanya saja kita harus mulai mempersiapkan untuk Juli ke Oktober. Kami harap seluruh petani Indonesia segera melakukan tanam,” tutur Mentan Amran Sulaiman, kepada wartawan usai rapat bersama jajaran Universitas Pertahanan, Kementerian PUPR, BNPB dan Kemenko PMK, di Jakarta, Selasa (27/2/2024).

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyatakan, pemerintah telah memastikan bahwa stok beras mencukupi untuk Ramadan dan Idulfitri. “Saat ini stok yang ada sebanyak 1,4 juta ton beras,” katanya kepada pers, Selasa (20/2/2024). Jumlah ini akan ditambah lagi dengan masuknya beras impor sehingga total menjadi 2 juta ton beras.

Selain itu, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi juga menegaskan komitmennya untuk memenuhi kebutuhan beras masyarakat hingga menjelang Lebaran 1445 H. “Stok beras Bulog saat ini mencapai 1,2 juta ton. Jadi, masyarakat dapat menjalani momen Lebaran dengan tenang dan cukup pasokan beras,” katanya kepada pers.

Selain itu, melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), Bulog ingin memastikan ketersediaan beras dengan harga yang terjangkau. Harga beras SPHP pada zona 1 adalah Rp10.900 per kilogram, zona 2 adalah Rp11.500 per kilogram dan zona 3 mencapai Rp11.800 per kilogram.

Beras Bulog ini mudah didapat di pasar tradisional, ritel modern, outlet Perum Bulog, dan pemerintah daerah. Meskipun stok beras untuk SPHP aman, harga beras premium mengalami kenaikan karena suplainya berkurang. Namun, beras Bulog tetap merupakan alternatif yang baik dan berkualitas.

Antisipasi Cuaca Ekstrem

Oleh karena itulah, Kementerian Pertanian optimistis dengan kondisi pangan nasional. Untuk mengantisipasi cuaca ekstrem yang mengancam produksi beras, Menteri Amran menginstruksikan penerapan pompanisasi air. Ini sebagai langkah penting menghadapi dampak perubahan iklim khususnya gejala alam El Nino. “Untuk mengantisipasi dampak El Nino yang terjadi saat ini, ada beberapa hal yang perlu kita lakukan. Kita akan lakukan pompanisasi sungai-sungai terbesar di Pulau Jawa. Ini agar produksi pertanian kita kembali naik,” kata Amran, di Jakarta, Selasa (27/2/2024).

Amran menyampaikan gejala El Nino yang membuat kekeringan hebat dan menurunkan luas tanam di sejumlah wilayah. Untuk itu, Kementerian Pertanian menggalakkan program pompanisasi sungai untuk 1 juta hektare di 500.000 hektare lahan wilayah Pulau Jawa dan 500.000 hektare lahan di luar Pulau Jawa. “Saat ini pompanisasi telah dilakukan di Sungai Bengawan Solo dan Cimanuk,” ujar Amran.

Selanjutnya, pihaknya melaksanakan program optimalisasi lahan. “Kami bersama-sama Universitas Pertahanan melaksanakan teknologi baru untuk sumur dalam atau sumur dangkal untuk dipompa. Ini sudah diuji di Gunung Kidul dan berhasil mengairi seribu hektare dengan biaya Rp14 miliar. Kami akan manfaatkan ini di tempat kering lainnya,” kata Amran lagi.

Antisipasi Cuaca Ekstrem

Menurut Amran, pada 2017, 2018, dan 2020, Indonesia berhasil mencapai mandiri pangan atau swasembada meskipun menghadapi tantangan seperti cuaca ekstrem, penyakit Covid-19, dan krisis global lainnya. “Kita dulu swasembada tiga kali. Nah ke depannya bukan lagi swasembada tetapi mimpi besar kita adalah ekspor untuk memberi pangan kepada dunia,” katanya lagi.

Pertanian memang memegang peran vital dalam ekonomi Indonesia. Berikut adalah beberapa data terkait peran sektor pertanian pada 2024:

Kontribusi terhadap PDB: Sektor pertanian menyumbang 12,4% terhadap PDB pada tahun 2022, dengan kontribusi berasal dari berbagai sub sektor seperti tanaman perkebunan, perikanan, tanaman pangan, peternakan, tanaman hortikultura, kehutanan, dan jasa pertanian.

Jumlah Usaha Pertanian: Jumlah Usaha Pertanian Perorangan mengalami penurunan menjadi 29.342.202 unit, sementara Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian meningkat menjadi 28.419.398 rumah tangga pada tahun 2024.

Rencana Strategis Kementerian Pertanian: Dokumen Renstra Kementan 2020-2024 merinci visi, misi, tujuan, strategi, dan program yang akan dilaksanakan dalam lima tahun ke depan, termasuk indikator kinerja, alokasi anggaran, dan mekanisme pemantauan dan evaluasi.

Data Historis PDB Sektor Pertanian: Pada 2023, PDB sektor pertanian mencapai Rp1.134,5 triliun.

Data-data ini memberikan gambaran tentang produktivitas dan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian negara.

Selain itu, program pertanian berkelanjutan yang dicanangkan Kementerian Pertanian memiliki beberapa poin penting. Beberapa program penting tersebut antara lain:

Pertanian Berkelanjutan: Program ini bertujuan untuk memandang lahan pertanian sebagai satu industri dengan seluruh faktor produksi yang menghasilkan produk utama pangan dan produk lainnya, termasuk produk turunan, produk ikutan, dan limbah.

Bantuan Beras 10 Kilogram: Presiden Jokowi telah membuka opsi untuk melanjutkan bantuan beras 10 kg setelah Juni 2024. Keputusan ini akan dipertimbangkan kembali dengan memperhatikan kondisi APBN. “Nanti setelah Juni kita lihat APBN-nya mencukupi atau tidak. Kalau mencukupi kita lanjutkan,” jelas Jokowi di kantor Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Tangerang Selatan, di Serpong, Tangerang Selatan, pada Senin (19/2/20224) seperti dikutip investor.id.

Diversifikasi Sumber Produksi: Kebijakan pangan dan pertanian pada era Jokowi telah mencakup diversifikasi sumber produksi, termasuk pengembangan food estate dan pemberdayaan lahan rawa.

Perhatian Khusus

Tahun 2024 menjadi titik krusial bagi sektor pertanian Indonesia, karena itu perlu perhatian khusus dari pemerintah untuk menjaga dan mengembangkannya. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan termasuk:

Ketahanan Pangan: Peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai serta pengembangan desa beragam dan bergizi menjadi fokus utama untuk memastikan ketersediaan pangan yang memadai di seluruh wilayah.

Peningkatan Kesejahteraan Petani: Petani dengan lahan kecil membutuhkan perhatian khusus untuk memastikan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan mereka sejalan dengan peningkatan produksi dan daya saing produk pertanian.

Adaptasi Terhadap Perubahan Lingkungan: Perubahan iklim, teknologi, dan kebijakan global memerlukan adaptasi dalam pembangunan pertanian agar tetap relevan dan berkelanjutan.

Pandemi Covid-19: Meskipun pandemi berdampak luas, pembangunan pertanian tetap menjadi fokus untuk mendukung pertumbuhan ek Langkah-langkah seperti peningkatan produktivitas, nilai tambah produk, investasi berkelanjutan, dan peningkatan kualitas SDM menjadi strategi yang diperlukan.

Sumber: Indonesia.go.id

Penulis: Dwitri Waluyo

Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari

 

 

Pos terkait