Lucunya Jokowi Pajang Putri Konglomerat di Emperan Istana. by Faizal Assegaf (kritikus)

Tujuh milenial karbitan dipungut dari jalur patgulipat dan diberi label: Staf Khusus Presiden. Beberapa dari mereka, anak bos besar yang mendulang faedah dari satu kekuasaan ke lapak kekuasaan berikut.

Sebagian lainnya direkrut lantaran hobinya menyemburkan fitnah jahat kepada kelompok Islam yang kritis: Intoleran dan radikalis. Pemufakatan culas itu, mengatrol mereka jadi dayang-dayang Istana.

Bacaan Lainnya

Anak-anak muda karbitan tersebut tak ubahnya kelompok lawakan teater politik. Seiring waktu, terbukti memang tidak punya kredibilitas. Cuma bahenol, nyinyiran dan penyedot upah negara.

Demokrasi yang sehat dan bermartabat, membutuhkan generasi bangsa yang berkualitas dan otentik. Tapi di era rezim Jokowi, demokrasi berubah menjadi selokan nepotisme politik yang sangat jorok.

Noraknya praktek curang itu, jutaan potensi kaum terpelajar yang profesional, cerdas dan bermoral disingkirkan. Akibatnya badut-badut dari kepentingan jejaring mitra kekuasaan muncul mengotori struktur negara.

Kompetisi politik dalam ruang demokrasi untuk menyaring putra-putri terbaik bangsa terlibat memajukan kehidupan rakyat dan negara. Tapi faktanya termarginal secara tidak adil.

Pertunjukan kekuasaan yang bobrok dan curang itu menyebabkan generasi hasil karbitan muncul dari gorong-gorong kekuasaan yang berbau busuk. Tanpa rasa malu, nekat memamerkan kebodohan.

Salah satunya, Andi Taufan Garuda Putra terseret konflik kepentingan. Modus memanipulasi jabatan untuk hajat pribadi. Alhasil terbongkar kongkalikong, memanfaatkan surat berkop Sekretariat Kabinet dalam proyek virus Covid-19.

Di sisi lain, lucunya Jokowi tega memajang Putri Indahsari Tanjung Jatikusumo di emperan Istana. Anak konglomerat Chairul Tanjung itu terkesan gagu dan hanya sebatas hadir demi memoles pencitraan semu di ruang publik.

Sebagian lainnya, tak jelas apa yang mereka kerjakan. Tak ada prestasi yang mononjol. Hanya menjadi pelengkap kepentingan politik dari sampah daur ulang di etalase kekuasaan abal-abal.

 

Sumber: https://twitter.com/faizalassegaf/status/1681133355373596672?t=htpmrDdWjTSM_OIM_Vc5aw&s=19.

Tulisan ini isi menurut pikiran penulis, bukan media penerbit

Pos terkait