Example floating
Example floating
Example 728x250
Artikel

*Jalan Resi Mujahid Ekologi* *Oleh : Elviriadi*

17
×

*Jalan Resi Mujahid Ekologi* *Oleh : Elviriadi*

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Kompas 1 Net--Seorang Ghandi, atau Guevara, merempuh jalan sunyi kemanusiaan. Mereka hanya satu, sendirian. Tapi beban yang hendak dipikulnya nasib jutaan manusia.

Geser ke Bawah Untuk Lanjut Membaca
Example 300x600

Beda orang besar dengan orang kecil memang disanalah. Keduanya sama sama punya daging, sirkulasi darah, anggota tubuh plus naluri keinsanan.

Tapi orang sebesar Ghandi, Khomaini, atau Tan Malaka melihat dunia harus diisi cita cita luhur. Persis ketika orang orang bisa berkata, “mana untuk-ku dari pusaka bangsa, mana bagianku, take take take (ambil, ambil, hanya ada 1 opsi).

Begitulah akhirnya dunia berisi persilangan takdir yang diikat oleh catatan sejarah. Ada jiwa jiwa rapuh. Yang mengalami Tuna- moral ekologi. Suatu penyakit yang lebih fatal spektrum racunnya dari tuna rungu, tuna wicara dan seribu tuna lainnya.

Tuna Moral Ekologi

Hanya tuna moral ekologi lah yang membungkuk pada nalar eksploitasi sumberdaya alam. Ribuan pohon ditumbangkan, ribuan fauna flora serangga dan cacing harus di gusur ke gerbang kematian.

Alih alih menginsyafi diri, hak hak penjahanaman, perampasan, penjarahan dibalut manis dalam terma perpanjangan ijin usaha.

Nalar nalar ditelantar hingga ke titik nadir. Cita cita kaum tuna moral mempertahankan ego eksistensi dibawah bendera revolusi syahwat imperialisi tangan besi.

Begitu melek mata dari tidur malam, yang mereka ingat hanya segi-empat dendang kapitalistis : mengelabui publik, putar balik fakta (kehancuran ekologi), kuasai semua lahan jangan berbagi, dan gunakan tangan besi.

Begitu melek mata dari tidur malam, yang mereka ingat hanya segi-empat dendang kapitalistis : mengelabui publik, putar balik fakta (kehancuran ekologi), kuasai semua lahan jangan berbagi, dan gunakan tangan besi.

Muhahid Ekologi

Dalam laju dramaturgi sosio politik yang mematikan nalar, rakyat merindukan mujahid ekologi. Seorang Adimanusia, Ubermansch (manusia tangguh) ala Friedrich Nietzsche. Di berkata ditengah malam kota Berlin, ” Speak on Zarathustra, bicaralah Zarathustra, hancurkan norma norma, ganti ganti gantilah dengan norma baru, yang originil, otentik bukan nihilisme.

Mujahid ekologi bertarung melibas libas pedang ke sederetan musuh tak berbilang. Musuh musuh yang menyanyikan disinformasi agar HGU di perpanjang. HTI (Hutan Tanaman Industri) disebut penjaga kelestarian bumi, dan sawit petani berdasi sebagai dewa penolong ekonomi negeri.

“Aaaaaakkkhhhhhh…..mengapa kehancuran kau sebut investasi. Kemiskinan rakyat yang mengemis dimana korporasi menjadi tuan dinegeri sendiri. Dan gombal hulu-hilir, market, indonesia perlu good coorperate… bla bla…yang sudah ketahuan belang nya, kau jaja juga laksana penjual cinta dilorong gulita??

Sang Mujahid, seorang Altruis. Rela membakar cita cita pribadi, demi cita cita dan cinta pada tegak lurus perjalanan negeri.

Ia memilih jalan sunyi. Jalan para resi. Lorong para Nabi. Lintasan para Wali. Dan muara tangis bayi bayi suci. Ia sejatinys tak sendiri. Beribu ribu sayap malaikat rebah diujung kaki. Tak peduli godaan harta, tahta dan lambaian manis bunga desa, yang menarik kerah kemeja juangnya turun ke dunia orang biasa.

Seperti Syair Mohammad Natsir kepada Hamka.“Sahabatku Buya Hamka..”Bersilang Keris di lehermu..”Petir Menyambar Tiang Perahumu Patah..”

Namun yang benar kau kata juga…” (1955, sesaat sebelum sidang konstituante).

Begitulah jalan resi muhajid ekologiMusuh kiri kanan ia tak peduli..Desing peluru ia tak surutBukan semerbak nama yang kau cari..

Kelak di akhirat syurga yang menanti…”

 

Dr.Elv penulis essai, sastra dan ahli Lingkungan Hidup & Kehutanan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Example 300250
Example 120x600