Pekanbaru| Kompas 1 Net –Maraknya aksi unjuk rasa dewasa ini terhadap berbagai kasus menarik perhatian akademisi UIN Suska Riau Dr.Elviriadi, S.Pi, M.Si.
Hal itu terkonfirmasi langsung dari jakarta Ahad (5/6) ditengah kesibukannya mengikuti acara “Rapat Kerja Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) di Hotel Borobudur, Jakarta.
Ya, aksi mahasiswa dijalanan itu terlahir dari wacana kritis. Ada kajian, pengamatan sosial politik kondisi bernegara. Hasilnya sebuah rekomendasi aksi protes yang objektif, bebas dari tekanan atau pesanan pihak manapun, ” ucapnya.
Mantan aktivis Fakultas Perikan Unri era 98 itu menyebutkan sejumlah literatur agar gerakan mahasiswa di hormati publik.
“Kita dulu biasa pakai buku Tan Malaka, Sutan Syahrir, beberapa pemikir luar seperti Ali Shariati, Sir Iqbal, Filsuf eksistensialis Albert Camus, Sartre dan referensi islam lainnya. Jadi konstruksi intelektual kita cukup jelas, ” bebernya.
Akademisi yang kerap jadi saksi ahli di Pengadilan itu meminta mahasiswa dan pemuda lebih kerap membaca buku agar konstruksi idealisme terujud.
“Sebaiknya perbanyak baca buku agar kekuatan nalar dan intelektual terbentuk. Sehingga bila demonstrasi maka barisannya terstruktur, massif dan terpenting bersumbu pada politik nilai. Tidak mudah digiring, apatah lagi dibayar dengan angka- angka murah, ” ulas putra Selatpanjang.
Nah, jika itu dilalui oleh mahasiswa, tambah Dr.Elv, maka sosial kontrol terhadao elit yang korup atau penyelewengan bisa lebih efektif. Tapi kalau ada kepentingan, kepunanlah nak didengarkan pemerintah. Orang sebetulnye dah tau juge nengok gelagat pendemo tu, kepunan telouw temakol-lah, Wak! Pungkas ahli lingkungan yang rutin plontos demi hutan tropis.***
Red