Pekanbaru | Kompas 1 Net– Arahan Presiden Jokowi dalam Musrenbangnas (Musyawarah Rencana Pembangunan Nasional) pada 28 April 2022 menegaskan pentingnya ketahanan pangan jagung dan kedelai bagi rakyat.
Menyikapi pidato Presiden Jokowi di Jakarta tersebut, pakar lingkungan hidup Dr.Elviriadi angkat bicara.
Kepada media ini Ahad (1/5/22) akademisi yang dikenal vokal itu tuangkan analisis.
“Saya apreciate, tentu pak Jokowi ingin keadilan untuk rakyat. Petani lokal jangan kalah sama importir pangan, “ucapnya.
Kepala Departemen Perubahan Iklim Majelis Nasional KAHMI itu menilai presiden mulai gerah dengan gejala kartel sektor pangan.
“Ya, akhir akhir ini beliau (Presiden Jokowi-red) mulai gerah dengan dugaan kartel impor yang melilit sistem pemerintahannya. Beliau ingin “melawan” berbagai tekanan dari pihak pihak yang kurang bertanggung jawab, ” kata Dr.Elv.
Dosen Fakultas Pertanian UIN Suska itu memberi saran agar presiden Jokowi pindah ke kwadran politik baru.
“Jokowi bisa pindah ke kwadran politik baru. Sebaiknya merangkul tokoh tokoh pro petani lokal, atau partai partai politik yang tidak membayangi beliau untuk terseret dalam pragmatisme. Saya percaya pak Jokowi tau itu. Platform politik lama mungkin agak kadaluarsa, gak bakalan menjadi catatan baguslah, ” ungkap Elv.
Kesalahan kita sebagai bangsa karena telanjur menjadikan sawit sebagai tanaman satu satunya yang mengisi daratan. Tentu ini ada kekuatan kapitalis yang meminggirkan petani proletariat. Pas lah jika ingin proletariatisasi petani jagung kedelai, pemerintah harus rubah haluan politik. Mafia impor jagung itu hanya anak anak kapitalis bin cukong CPO juga. Kepunan lah rakyat nak makan jagung rebus. Kepunan telouw rebus sawit-lah, Wak! Sindir peneliti gambut yang rutin gundul demi hutan tropis.***
