BANDUNG, Kompas 1 Net – Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengapresiasi dukungan Pakistan terhadap gagasan MPR RI membentuk Consultative Assembly Forum, sebuah Forum Majelis Permusyawaratan Rakyat, Majelis Syuro, Majelis Syuyukh, atau Lembaga Parlemen Sejenis Lainnya sebagai bagian dari PUIC (Parliamentary Union of the OIC Members States/Uni Parlemen Negara Anggota Organisasi Kerja Sama Islam). Dukungan Pakistan tersebut semakin meningkatkan hubungan baik kedua negara yang telah terjalin sejak 72 tahun lalu. Terlebih Indonesia dan Pakistan juga pernah bersama-sama menjadi inisiator di Konferensi Asia Afrika 1955.
“Hubungan Indonesia dengan Pakistan merupakan hubungan yang sangat spesial yang didirikan berdasarkan pandangan agama yang sama, dimana Indonesia dan Pakistan adalah dua negara dengan populasi penduduk muslim terbesar di dunia. Kesamaan visi ini dapat dikembangkan menjadi kerjasama di berbagai bidang yang lebih produktif dan komprehensif, bukan hanya bagi kemajuan Indonesia dan Pakistan melainkan juga bagi negara-negara berpenduduk muslim lainnya di berbagai belahan dunia,” ujar Bamsoet usai menerima Ketua Senat Pakistan H.E. Mr. Muhammad Sadiq Sanjrani, di Bandung, Rabu (26/10/22).
Turut hadir Wakil Ketua MPR RI Arsul Sani, Sekretaris Gabungan Senat Pakistan Mr. Muhammad Zubair Thaheem, dan Sekretaris Utama Ketua Senat Pakistan Mr. Haris Rehman.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, Pakistan termasuk dalam 5 besar penyumbang surplus perdagangan Indonesia dengan kelapa sawit sebagai komoditas utama. Kedua negara juga konsisten membantu perjuangan rakyat Palestina di berbagai forum internasional yang kini semakin dikuatkan dengan kehadiran Consultative Assembly Forum.
“Melalui forum tersebut, Indonesia dan Pakistan dapat saling memperkuat diplomasi antar parlemen di negara masing-masing, sebagai wujud kontribusi nyata dalam upaya menghadirkan tatanan dunia yang harmonis, berkemajuan dan berkeadilan. Sehingga bisa memaksimalkan fungsi diplomasi keparlemenan guna berkontribusi untuk perdamaian, peradaban, toleransi, dan solusi atas berbagai masalah yang dihadapi masyarakat dunia,” jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan, kedekatan hubungan Indonesia dengan Pakistan juga tercermin dalam berbagai kunjungan Presiden Indonesia ke Pakistan. Presiden RI pertama Ir. Sukarno tercatat melakukan enam kali kunjungan ke Pakistan. Hampir semua Kepala Negara RI berikutnya juga pernah melakukan kunjungan kenegaraan ke Pakistan, yaitu Presiden Soeharto pada 1980, Presiden Abdurrahman Wahid pada 2000, Presiden Megawati Soekarnoputri pada 2003, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2005, dan Presiden Joko Widodo pada 2018.
“Sebagai bentuk penghargaan atas dukungan Pakistan kepada perjuangan kemerdekaan Indonesia, pada 17 Agustus 1995 Pemerintah Indonesia memberikan Penghargaan Bintang Adipurna Kelas Satu kepada Muhammad Ali Jinnah, Bapak Bangsa Pakistan. Selain itu, para tentara muslim yang ‘membelot’ dari pemerintah Inggris atas perintah pejuang Pakistan Muhammad Ali Jinnah, dan mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia juga dianugerahi penghargaan Independence War Awards,” pungkas Bamsoet. (*)
Rls