Example floating
Example floating
Artikel

Episode 2 – “Rahasia Luka Lama” (Lanjutan kisah Arul Raksa dalam dunia Angling Darma)

30
×

Episode 2 – “Rahasia Luka Lama” (Lanjutan kisah Arul Raksa dalam dunia Angling Darma)

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Malam turun perlahan di Malawapati. Bulan purnama menggantung bulat, memantulkan cahaya ke permukaan sungai yang mengalir tenang di bawah jembatan batu. Di sana, Arul Raksa berdiri memandang air, seolah mencari jawaban yang tersembunyi jauh dalam dirinya.

Sejak kembali dari Tunggulwulung, hatinya terus gelisah. Bukan karena perang yang akan datang… tapi karena sosok perempuan yang tak pernah lepas dari pikirannya — Sundari Wulan.

Example 300x600

Ia datang mendekat secara perlahan. Suara tapak kakinya pelan menyentuh jembatan. “Kenapa engkau selalu menatap sungai setiap malam?”
tanya Sundari Wulan lembut.

Arul tidak menoleh.
“Sungai selalu mengingatkanku pada masa lalu yang tak bisa kuhapus.”

Sundari berdiri di sampingnya, menatap wajah Arul yang diterangi cahaya bulan. Ada luka di mata lelaki itu yang tak pernah ia lihat sebelumnya.

Rahasia yang Tersembunyi

“Dulu…” Arul mulai berbicara pelan, “aku pernah mencintai seseorang. Namanya Dewi Laksmi. Ia tunanganku.” Sundari terdiam.

“Pada malam sebelum pernikahan kami, pasukan siluman menyerbu desa kami. Aku pergi melawan mereka, tapi saat kembali… aku hanya menemukan jasadnya.” Suara Arul bergetar. Ia mengepalkan tangan.

“Sejak saat itu, aku bersumpah tidak akan mencintai siapa pun lagi. Karena setiap orang yang dekat denganku akan terseret ke dalam bahaya.” Sundari Wulan menunduk. Matanya berkaca-kaca. “Arul… apakah kau pikir aku takut pada bahaya?”

Arul terdiam. Napasnya berat. “Aku tidak ingin kehilangan seseorang lagi.”

Sundari mengangkat wajahnya, menatap Arul dalam-dalam. “Kehilangan bukan alasan untuk berhenti hidup. Kadang, justru karena luka… kita belajar untuk lebih kuat.”

Hening melapisi malam.

Suara dari Masa Lalu

Tiba-tiba, angin berhembus dingin. Suara seruling terdengar dari kejauhan — melodi sedih yang menusuk hati. Arul terkejut, tubuhnya menegang.

“Itu… mustahil.”

Sundari menatapnya bingung.
“Ada apa?”

Arul memejamkan mata.

“Itu suara seruling Dewi Laksmi. Hanya dia yang mengetahui lagu itu…”

Tiba-tiba kabut tebal muncul dari arah hutan. Di antara kabut, tampak sosok berpakaian putih berjalan perlahan menuju mereka.

Wajahnya pucat, matanya kosong, rambutnya terurai ditiup angin.

Dewi Laksmi.

Sundari mundur satu langkah, terkejut. Arul gemetar.
“Laksmi… kau hidup?”

Tetapi sosok itu tidak berbicara. Ia mengangkat tangan, dan suaranya bergema seperti dari dunia lain:

“Arul Raksa… jangan percaya siapa pun. Pengkhianat berada sangat dekat…”

Lalu sosok itu hilang ditelan kabut.

Arul terdiam, wajahnya pucat.
Sundari menatapnya, antara takut dan cemburu, antara pedih dan penasaran.

“Arul… apa arti semua ini? Siapa pengkhianat yang ia maksud?”

Arul menatap gelapnya hutan, suara hatinya kacau.

“Aku tidak tahu… tapi masa laluku belum selesai.”

Bulan purnama memancar lebih terang, seolah menjadi saksi bahwa perjalanan Arul Raksa baru saja dimulai —
dan cinta yang mulai tumbuh di antara mereka kini terancam oleh misteri yang mengerikan.

Bersambung…

Example 300250
Example 120x600