Prosesi adat Bertepak sebelum dilaksanakan penambalan gelar adat secara adat Luhak Kepenuhan/ Foto
Rohul, Kompas 1 net – Pepatah petitih adat Luhak Kepenuhan yang berbunyi “Sonik bogele godang bolega patah tumuh ilang boganti”, ini dasar hukum adat dalam adat sedio lamo dalam proses pergantian kepemimpinan dalam adat di Luhak Kepenuhan. Dan ada satu lagi yang berbunyi berjenjang naik bertangga turun.
Adapun arti dan makna dari petatah petitih diatas adalah bahwa ada nya pergantian Kepemimpinan dalam adat Istiadat sesuai dengan nama gelar nya, karna nama gelar juga menentukan jabatan yang sudah tertulis dalam aturan adat.
Adapun pejenjangan nya adalah mulai dari Pucuk Suku sebagai pimpinan suku tugasnya sebagai penyusun, dibawah pucuk ada Tungkek Suku dan tugasnya sebagai polopih. Pada posisi ini panggilan adat terhadap gelar ini dipanggil dengan Datuk. Setelah Tungkek ada indu suku dengan tugas poagih, setelah induk ada nama nya Mato Mato bawah poin dan anak Mato, panggilan adat terhadap gelar adat ini adalah mamak.
Ada lagi gelar adat yang diberikan yaitu gelar adat Kurnia, pada posisi ini ada tingkatan gelar adat kunio, yaitu gelar Kurnio dari Lembaga Kerapatan Adat ( LKA ) Luhak Kepenuhan, kedua gelar adat Kurnio dari suku dan ketiga gelar Kurnio adat dari indut. Hal Iko disampaikan oleh Ismail Hamkaz penulis Buku Sejarah Adat dan Istiadat Kepenuhan.
Alhamdulillah pada pelaksanaan Penabalan gelar adat dalam salah satu suku nan sepuluh Luhak Kepenuhan yakni Koleha Suku Kandang Kopuh Luhak Kepenuhan yang dilaksanakan di Balai Adat Luhak Kepenuhan berjalan dengan lancar dan sukses pada hari Sabtu pagi tanggal 25 Oktober 2025 yang lalu.
Adapun sepuluh suku yang ada di Luhak Kepenuhan adalah pertama Suku Bangsawan dengan Gelar Pucuk sukunya Dt. Juntuan mudo. Kedua, Suku Anak ajo-ajo dengan gelar Pucuk suku nya Datuk Sultan Ibrahim. Ketiga Suku Nan Soatuih dengan gelar Pucuk suku nya Datuk Naindo. Keempat, Suku Melayu dengan gelar Pucuk sukunya Datuk Bonao Sakti. Kelima, Suku Moniliang dengan gelar Pucuk Suku nya Datuk Rangkayo Maharajo. Keenam, Suku Pungkuik dengan gelar Pucuk Suku nya Datuk Paduko Julelo. Ketujuh, Suku Kandang Kopuh dengan gelar Pucuk Suku nya Datuk Bijianso, kedelapan, Suku Maih dengan gelar Pucuk Suku nya Datuk Tomonggong. Kesembilan, Suku Kuti dengan gelar Pucuk Sukunya Datuk Majo Nando dan ke sepuluh Suku Ampu dengan gelar Pucuk Suku nya Datuk Paduko Bosa.
Berjenjang naik, betangga turun, prosesi Penabalan gelar adat ini dilaksanakan secara Adat Bertepak Luhak Kepenuhan, jika lah Bertepak mulai dikerjakan maka sudah termasuk dalam Azam lazim adat yang patut dan dijunjung tinggi.
Banyak pejabat adat Luhak Kepenuhan Negeri BERADAT yang hadir pada acara penabalan gelar adat ini, ketua LKA Luhak Kepenuhan Drs. H. Effendi.R Dt Bonao Sakti, Ketua LAM Rohul H. Zulyadaini Dt Saudagar ajo, Camat Kepenuhan Gustia Hendri Dt mangku Bumi, pucuk dan tungkek suku nan sopuluh, Daman Huri Dt Banda, Dubalang ompek DiBalai, Imam Ompek Dibalai, induk dan Mato Mato suku nan sopuluh, Bundo kandung, anak komonakan dan para undangan lainnya.
Para pimpinan suku dan lembaga adat yang hadir pada acara penambalan adat Suku Kandang Kopuh Luhak Kepenuhan/Foto
Acara penabalan Gelar dalam Koleha Suku Kandang Kopuh Luhak Kepenuhan, dimulai dengan prosesi adat Bertepak, setelah selesai adat Bertepak ini, Maka barulah mamak Montao lelo yang ditugaskan secara adat Luhak kepenuhan yang memimpin, menghimbau dan monyerukann satu per satu pejabat adat yang akan dilantik secara adat.
Pada Penabalan Gelar adat dalam suku Kandang Kopuh yang dilaksanakan penuh hikmah dalam pormasi lengkap karna gelar yang akan di lantik mulai dari pucuk, tungkek, induk, Mato Mato dan gelar Kurnio yaitu pertama Pucuk Suku Kandang Kopuh Sudirman Dt Bijianso ( jabatan sebelumnya adalah Tungkek ), kedua Tungkek Suku Masril Dt Mangkuto Sindo ( jabatan sebelumnya adalah Induk Usau, dengan gelar adat Mamak Ajo nan Gagah )
Ketiga induk suku yaitu Arfan Effendi Mamak Ajo nan Gagah ( jabatan sebelumnya adalah mato mato dengan Gelar Mamak Majo Kaha ) keempat, Mato Mato yaitu Dikul Mamak Majo Bungsu, Wandi Mamak Majo Tua ( jabatan sebelumnya adalah mato Mato dengan gelar adat Mamak Majo Bungsu ), Tambrin Mamak Majo Kaha ( jabatan sebelumnya adalah mato Mato dengan Gelar Mamak Majo tuo ).
Aherman mamak Malin Mudo Mato Mato induk Kampong Tongah ( Babussalam ), Ismail Mamak Ajo Nan Kuaso Mato Mato induk Sungai Kaeh ( Kampong Panjang ), Rizal Fahmi Mamak Poneka Sutan Mato Mato induk Tobiang Tingi ( Kepenuhan Hulu )
Kelima, gelar Kurnio dari Lembaga Kerapatan Adat Luhak Kepenuhan Ahmad Dani Tuan Imam Zainuddin Ompek DiBalai. Adelin Dt Setio Pongaso ( Gelar Kurnio dari Lembaga Kerapatan Adat Luhak Kepenuhan) dan kurnio Inuk Tobiang Tinggi, Alfa Syahputra Mamak Lobai Muah.
Apa yang disampaikan orang tua kita dari dahulu nya sampai kapanpun masonya, jika gelar adat sudah sesuai dengan Azam lazim alua dan Batua, yang gelap jadi terang, yang bodoh jadi pintar, ringan dan mudah saja badan atau tenaga untuk bekerja untuk adat baok, ada saja jalan kolua nya itulah namanya tuah adat, Tahniah dan syabas, semoga Adat istiadat Luhak Kepenuhan dan adat istiadat di lima Luhak berjalan dan menjadi pegangan. Sebut Penerima Anugrah Tokoh Budaya Riau asal Rohul ini.
Salah seorang yang dilantik dalam acara penabalan gelar adat Suku Kandang Kopuh adalah Alfa Syahputra dengan gelar adat Lobai Muah,, gelar adat kunio dari Induk tobiang tinggi Suku kandang Kopuh mengungkapkan Alhamdulillah, dengan penuh rasa syukur saya menerima penambalan gelar Adat dari Luhak Kepenuhan, Suku Kandang Kopuh Induk Tobiang Tinggi, dengan gelar “Kurnio” serta gelar kehormatan “Lobai Muah.”
Gelar ini bukan sekadar simbol kehormatan, tetapi juga amanah besar untuk menjaga, melestarikan, dan mengamalkan nilai-nilai adat istiadat yang telah diwariskan oleh para ninik mamak dan leluhur kita. Saya berkomitmen untuk menjalankan tanggung jawab ini dengan sebaik-baiknya, menjunjung tinggi marwah adat, serta terus berkontribusi bagi kemajuan masyarakat dan daerah tercinta, Rokan Hulu. Sesuai dengan falsafah adat “adat bersandikan syarak, syarak bersandikan Kitabullah,” saya percaya bahwa kehormatan sejati lahir dari keseimbangan antara ilmu, adat, dan iman. Sambung Ddsen muda yang juga dikenal sebagai Milenial Rohul.

Galeri foto
Laks Hery
















