Rempang dan Galang jadi buah bibir umat manusia di Indonesia ini, diketahui terjadi bersebab perbezaan keinginan antara sekelompok orang yang mengurusi dan sekelompok orang orang yang diurusi.
Penulis tak tau nak buat komentar apa dalam segi duniawi, karena itu penulis menulis sudut pandang dalam ilmu hakikat, sebab itu adalah Allah hantarkan dalam hati dan benak penulis. Dan sekiranya salah penulis minta ampun kepada Allah.
Telah Allah wujudkan sifat dirinya dalam bentuk baik dan buruk, kemudian Allah perkenalkan inilah tauladan kebaikan itu ( Malaikat, Para Nabi, salafus shaleh, ulama yang mencintai akhirat, orang yang berakhlak dan berkelakuan baik kepada semua dan sesama) dan juga Allah perkenalkan diri- Nya inilah tauladan keburukan itu ( Iblis, Fir’aun, Qorun, Abulahab dan turunannya, orang-orang yang jahil kepada semua dan sesama)
Adanya diperkenalkan atau diajarkan sifat baik dan sifat buruk itu agar orang berakal menyadari bahwa dalam sifat baik itu adalah jalan keselamatan ( kenikmatan ketenteraman, ketenangan hati dalam hidup dan disebut surga ) dan sifat buruk itu adalah jalan kerusakan ( kesengsaraan, kekacauan pikiran, kegelisahan dan disebut neraka)
Sifat baik dan sifat buruk bak dua kemudi yang sentiasa membawa umat manusia pada jalan berlawanan arah dan tidak pernah berhenti terus berbenturan, ianya menimbulkan permusuhan hingga perlulah setiap orang melihat kepada dirinya kemudi mana yang ia ikuti antara apakah kemudi baik atau kemudi buruk.
Dalam kemudi baik, maka wujud sifat manusia itu di tetesi sifat mengasihi, menyayangi, memelihara, menjaga dan banyak memberi manfaat kebaikan kepada orang lain. Kemudian kemudi buruk dapat sebaliknya dari itu dan lebih banyak juga lainnya.
Jika didapati dalam kemudi baik maka wajiblah ianya terus meminta ampun dan berharap agar ditetapkan jalannya menuju arah itu, namun bila dalam kemudi buruk maka iapun wajib meminta ampun kepada Allah dan sentiasa meminta agar dikembalikan ke kemudi baik.