Pekanbaru | Kompas 1 Net-Rencana Presiden Jokowi menghentikan ekspor CPO ke luar negeri mendapat tanggapan serius Pakar Lingkungan Hidup Dr.Elviriadi.
Dini hari Ahad (24/4) sekitar pukul 00.10 menit akademisi yang dikenal vokal itu mengirim rilis ke Kompas1net.com.
“Saya sangat apreciate kebijakan Pak Jokowi yang bakal menghentikan ekspor CPO pada 28 April mendatang. Kriteria dan Sumber CPO harus dievaluasi secara mendasar. Harus dikoreksi total, karena sejauh ini makin memperkaya predator lingkungan hidup, ” sindirnya.
Ketua Majelis Lingkungan Hidup Muhammadiyah itu meminta Menteri Pertanian melalui Dirjend Perkebunan serius menata kelola perkebunan sawit.
“Selama inikan gak jelas kriteria CPO yang layak pasar. Ada Lembaga Sertifikasi yang kasi standard ISPO, tapi fakta lapangan bertolak belakang. Keseimbangan sosial, ekologi dan profit tak pernah ujud. Yang terjadi malah porak poranda Daerah Aliran Sungai, Pencemaran, serta kriminalisasi konflik agraria. Siapa sich orang orang sertifikator ISPO itu?” tanya Dr.Elv geram.
Rencananya, senin Dr.Elv akan berkirim surat ke Presiden Jokowi. Dia akan membeberkan data data miris akibat monokultur sawit yang tak mematuhi aturan negara.
“Biar pak Jokowi tau, gimana praktik persawitan di tanah air, khususnya Riau. Tak ada perencanaan mau dibawa kemana, bagaimana nasib masyarakat lokal yang ingin berladang, mencari nafkah dikampung. Alam rusak, hutan tanah binasa, salah salah cakap kena kasus hukum. Ah payah lah. Makanya bagus tutuplah sawit gila gilaan sampai puluhan juta hektar. Nampak kali maniax kapitalis, tak ada konsep pengelolaan sumberdaya alam. Cocoklah stop ekspor, siap tu Presiden kita dorong cabut ijin korporasi predator ekologis. Kepunanlah masyarakat nak berladang. Telouw burung hantu yang banyak dalam sawit matanya terbeliak. Ajap ajap, Wak! Pungkas peneliti gambut yang rutin gundul demi hutan.***
Red
