Bengkalis, Kompas 1 net – Ancaman serius menerpa Suaka Margasatwa Balai Raja di Duri Kabupaten Bengkalis. Pembangunan jalan lingkar Duri Barat, yang akan melintasi hutan tersisa di Balai Raja, Bengkalis, Riau yang dulu tertunda kini bakal berlanjut. Satu dari enam proyek tahun jamak yang pertama kali masuk anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Bengkalis 2013-2015 ini sempat terhenti karena tak dapat izin pinjam pakai kawasan hutan (IPPKH). Kini, justru dapat lampu hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Aktivis lingkungan dan peduli satwa Bengkalis, sejak lama menentang pembangunan Jalan Lingkar Duri Barat ini. Jalan yang katanya untuk mengurai kemacetan ini dinilai bakal mengancam gajah Sumatera tersisa di Suaka Margasatwa Balai Raja. Dalam rancangannya, jalan sepanjang 33 kilometer itu ditengarai akan membelah Hutan Talang, hutan tersisa di kawasan konservasi itu.
Hutan Balai Raja dikenal Masyarakat Adat Sakai dengan sebutan Hutan Batang Setupang atau Hutan Belobih (Berlebih), itu masih menyimpan keragaman hayati. Tidak hanya apotik bagi satwa di dalamnya, juga sumber kehidupan masyarakat adat. Sisanya, sudah jadi kebun sawit para cukong, gundul tak berbekas. Luas SM Balai Raja merosot jauh, entah tinggal berapa kangkang kera lagi.
Mengantisipasi kerusakan makin parah rencananya besok pagi (Kamis, 11/7/23) Panglimo Khairul sengaja mengundang pakar lingkungan hidup Dr.Elviriadi turun gunung.
“Sayo dah jumpo dan bebual panjang dengan beliau, sebetolnya nak berangkat malam ini. Ruponyo ade kendala, insyaAllah besok pagi lah turun Duri, ” ucap Panglimo Khairul dari LAM Duri.
Dihubungi terpisah, Dr Elviriadi yang dikenal padat jadwal turun ke masyarakat bawah itu membenarkan.
“Aaaacch ape pulak jalan jalan lingkar. Nanti kita pertanyakan. Kalau dipotong ditengah, ape nak jadi Suaka Margasatwa tu. Gajah tu tak bisa hidup kalau habitatnya terfragmentasi. Itu namonyo Suaka Marga Jalan Motong tu. Peninglah gajah, ” ucap putra Melayu asli Meranti Rabu (10/7).
Akademisi yang kerap jadi ahli di pengadilan akan mengobservasi fauna flora dan luas hutan tersisa.
“Kan ada hutan adat masyarakat melayu sakai. Kita pantau pakai drone. Luas hutan yamg tinggal. Jalan lingkar itu membuka akses illegal loging. Harusnya pemerintah (Kementerian LHK) tutup areal itu. Jangan dikasi ijin apa apa. Hancou Hancou. Lelamo temakol pun meloncat ke belalai gajah. Kepunan sarung cap gajah telouw temakollaaaaaaaa, ” pungkas peneliti jalan lingkar yang ikhlas gundul permanen demi hutan satwa.***
Editor: Redaksi