Pekanbaru | Kompas 1 Net – Bumi sonang padi manjadi merupakan ejawantah bebas rahmatan lil’alamin syukur nikmat rahmat semesta. Kearifan ini merupakan titisan pemikiran arif bijaksana ‘alim ‘ulama besanding ‘umaro faham ugamo sehingga disabitkan menjadi adat barimba dan berumah.
Makanyo filosofi hidup melayu bersebati alam takambang manjadi guru, karena difahami sejatinya kitalah manusia yg butuh alam sebagai sumber mata kehidupan, pada hakikatnya alam tak butuh kita.
Oleh itu kita harus mensyukuri nikmat alam dg cara menjaga dan melestarikannya, jangan sampai tingkat kesadaran kito hanya pandai mengeruk isinya dg eksploitasi tanpa ampun alias kelola tanpa amdal gaya kafitalis murni keruk sampai kandas buang limbah menerabas hingga musnahkan habitat dan keseimbangan ekosistem. Padahal kelestarian alam adalah tanggungjawab basamo kito, pahami sistem rantai kehidupan simbiosis mutu alisma (bukan hanya korporasi, pemerintah dan masyarakat tapi bahkan alam mesti badunsanak dengan kita wak).
Kemajuan ekonomi sosial selaras dengan budaya keseimbangan dan berkesinambungan. Not only CSR chas selesai tanggungjawab corporate no…not enough. Namun haruslah visi jauh kehadapan sustanable goal oriented vision.
Sehingga tercipta kepahaman bersama adil dalam kebersamaan bersama dalam keadilan, indahnya rukun kehidupan lestari buah visi peradaban tinggi dan mulia yang telah lama menafak di negeri bertuah adat basandi syara’, syara’ basandi kitabulloh adalah pucuk turunan kearifan leluhur yg mau tidak mau hendaklah kita bumikan kembali. Kalau tidak kita sudah nampak akibatnya kepunan thellow themakollah ikan tapah dan belida, baung juaro dan silais punah dimangsa limbah waaaaaak..!
Diterbitkan oleh Kompas 1 Net.
Rabu 23 Agustus 2022
Editor Red