Pekanbaru, Kompas 1 net – Dunia pendidikan kembali tercoreng. Sebuah sekolah swasta di Kota Pekanbaru, SMK Kesehatan Genus Riau, diduga menjalankan proses belajar-mengajar di dalam bangunan ruko—yang secara nyata tidak memenuhi standar sebagai gedung pendidikan.
Lebih ironisnya, saat tim media mencoba melakukan konfirmasi kepada Plt Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau, H. Erisman Yahya, dan Ketua Yayasan SMK Kesehatan Genus Riau, Dr. (HC) Defi Endri, MM, M.Pd, tak satu pun memberikan jawaban. Konfirmasi yang dilayangkan secara resmi dibiarkan tak berbalas. Diam. Bungkam. Seolah tidak ada yang perlu dijelaskan.
Padahal, aturan sangat tegas: bangunan sekolah harus memenuhi standar keselamatan, kesehatan, dan aksesibilitas, sebagaimana diatur dalam Permendikbud No. 24 Tahun 2007, Permendikbud No. 36 Tahun 2018, serta Permendikbud No. 8 Tahun 2018. Sementara ruko adalah bangunan usaha atau tempat tinggal, bukan ruang aman untuk pendidikan siswa.
Publik patut bertanya: Apakah Dinas Pendidikan sedang menutup mata terhadap pelanggaran ini?
Mengapa Ketua Yayasan tidak menjelaskan kepada publik soal legalitas dan kelayakan gedung sekolahnya?
Jika bangunan itu tidak memenuhi standar, izin operasional seharusnya tidak bisa keluar. Maka muncul kecurigaan, adakah celah, kelalaian, atau bahkan kompromi dalam proses ini?
Ini bukan sekadar soal izin. Ini soal nyawa dan masa depan siswa. Jika suatu hari terjadi musibah, siapa yang akan bertanggung jawab?
Tim media akan terus menelusuri dan membuka fakta-fakta di balik diamnya pejabat dan pengelola sekolah ini. Ketika pendidikan dijalankan di ruang yang tak layak, dan mereka yang seharusnya menjawab memilih diam, maka suara publik yang harus lantang bersuara.
Apakah Plt Kadisdik Riau dan Ketua Yayasan Dr. (HC) Defi Endri, MM, M.Pd akan terus berlindung di balik keheningan, atau mulai menjawab demi tanggung jawab moral dan hukum ? Waktu akan menjawab.***
Ade Bule & Tim.
