Kimpas1.net – Kerumutan – Isu lingkungan merupakan isu strategis global saat ini yang mana dampak perubahan iklim sampai menyayat perekonomian masyarakat. Betapa tidak, di beberapa belahan dunia akibat perumbahan iklim telah menyebabkan gagalnya sektor pertanian.
Belum lagi kalau contoh dilautnya yaitu berkurangnya produksi perikanan yang dikarenakan oleh pemutihan karang (bleaching coral) dan kerusakan mangrove.
Oleh karenanya semua pihak di belahan dunia sibuk dengan upaya mitigasi dan adaptasi fenomena perubahan iklim ini, termasuk masyarakat Desa Tanjung Air Hitam, Kec.Kerumutan Kab. Pelalawan Riau.
Melalui APBDes Tanjung Air Hitam Tahun 2022, telah diselenggarakan suatu kegiatan peningkatan kapasitas untuk kelompok konservasi rimba kopungan sialang yaitu KTH Sialang Betuah. Suatu kelompok yang terbentuk pada 21 juli 2021 silam dengan tujuan melestarikan hutan adat yang tersisa di tanah panduk khususnya di wilayah administrasi desa tanjung air hitam.
Pada kegiatan pelatihan yang diselenggarakan pada hari Kamis, 22 Desember itu KTH sialang Betuah mengundang saudara Defitri Akbar, S.Pi., MH dan Khairul Saleh, SH., MH dari LSM Bahtera Melayu. Suatu lembaga yang telah melakukan pemberdayaan masyarakat terkait lingkungan sejak 25 tahun silam.
Pada kegiatan tersebut hadir kepala polisi kehutanan dari KPH Sorek dan perwakilan PT. Costa Palmira sebagai stake holder yang diundang.
Acara dimulai sekitar pukul 09.00 WIB, yang mana untuk memberkahi acara itu terlebih dahulu dilakukan pembacaan do’a oleh salah satu anggota kelompok yaitu saudara sudirman.
Setelah do’a, oleh pembawa acara mempersilahkan kepada perwakilan PT.Costa Palmira untuk menyampaikan sambutan sepatah dua kata.
Dalam sambutan tersebut diinformasikan bahwa pihak perusahaan telah memberikan semacam isentif kepada salah satu persukuan yang menguasai kopungan sialang yang ada di sekitar areal kerja mereka.
Kemudian sambutan kedua diberikan oleh ketua BPD yaitu saudara M.Jurdi Henri, yang mana dalam sambutan singkatnya beliau sangat mendukung upaya-upaya pelestarian yang dilakukan oleh kelompok.
Sambutan ketiga diberikan kepada saudara sudirman selaku bathin panduk yang merupakan pucuk adat di tanah panduk.
Selaku pemangku adat tertinggi di tanah panduk beliau sangat antusias mendukung kegiatan tersebut karena dapat menjadi perpanjang tangan beliau di lapangan dalam menjaga, melindungi dan melestarikan hutannya yang masih tersisa.
Pada kesempatan itu beliau yang juga merupakan seorang juagan (peran dalam tradisi manombai) menyatakan bahwa alangkah sebaiknya perusahaan seperti PT.Costa Palmira terlebih dahulu berkoordinasi dengan beliau selaku pucuk adat.
Hal ini semata-mata agar adanya keterbukaan, sehingga tidak menimbulkan kecemburuan sosial bagi persukuan atau masyarakat lainnya jika hanya bantuan yang diberikan hanya pada salah satu persukuan saja.
Terakhir, sebelum berakhirnya sesi acara pembukaan pada pagi hari itu, saudara Erpan selaku pak wali atau kepala desa tanjung air hitam menyampaikan sambutan dan sekaligus membuka secara resmi acara yang baik tersebut.
Dalam sambutannya beliau merasa bersyukur dengan adanya program Badan Restorasi Gambut dan Mangrove yang bekerjasama dengan CORE melalui program Siak Pelalawan Landscape Programe (SPLP).
Beliau berharap dengan terselenggara kegiatan pelatihan untuk KTH Sialang Betuah ini maka pelestarian hutan adat rimba kopungan sialang dapat terwujud dan pada ahirnya dapat menjadi ikon desa tanjung air hitam.
Pemerintah desa sangat mendukung kegiatan positif yang dapat mengangkat nama desa dan marwah masyarakat adat petalangan bathin panduk melalui pelestarian hutan sialang tersebut.
Setelah acara pembukaan maka dimulailah acara inti yaitu pemaparan materi dari saudara Khairul Saleh, SH., MH yang kerap dipanggil atah.
Antusias peserta terlihat mulai sejak atah mengenalkan diri dan perjalanan bahtera melayu dalam melakukan pemberdayaan masyarakat pesisir.
Materi yang disampaikan oleh atah menitik beratkan pada manajemen kelompok mulai dari tugas dan fungsi kelompok, etika berkelompok, penyusunan program kerja hingga bagaimana meyakinkan pihak donor.
Selanjutnya pemateri ke dua yaitu saudara Defitri Akbar, S.Pi., MH yang kerap dipanggil bang dedek oleh handai taulannya.
Bang dedek dalam materinya lebih banyak memfokuskan pada aturan atau regulasi terkait pelestarian lingkungan seperti fatwa LAM Pelalawan terkait manombai dan pelestarian sialang.
Beliau juga banyak membilas materi yang disampaikan oleh atah sebelumnya dalam model diskusi-diskusi untuk melihat keaktifan kekawan peserta pelatihan.
Terakhir bg dedek juga menitik beratkan kepada kelompok untuk menggali segala data terkait hutan sialang itu dengan harapan agar “yang kita jual itu adalah program bukan proposal”, begitu imbuhnya.
Saudara Suhaili dari Polhut KPH Sorek juga menyampaikan arahan diahir acara bahwa pihaknya siap mendukung kelompok khsususnya terkait administrasi.
Dalam kesempatan itu selaku fasilitator, Khaidir air, S.Pi., M.Si menutup acara tersebut dengan pesan bahwa KTH Sialang Betuah harus selalu eksis dan komitmen sehingga para pihak mau tak mau akan perlahan turut membantu menurut kapasitasnya masing-masing.
“Sebagai contoh kecilnya adalah terselenggaranya acara ini karena usulan kita diterima oleh pemerintah desa, ya karena pemdes sudah melihat keaktivan dan keswadayaan kita” lanjutnya.
Setelah foto bersama, semua peserta berbondong-bondong meninjau pusat kegiatan KTH sialang Betuah di Rimba kopungan sialang panjang.
“Alhamdulillah bisa melihat hutan belantara yang masih alami dengan pohon-pohon sialang yang sangat besar berumur ratusan tahun” ungkap narasumber.
Editor
Laporan : Asnawir / Khaidir air