Pekanbaru, Kompas 1 Net – Munculnya putusan PTUN memerintah segel dan proses hukum sumur PT.BSP di areal konservasi Zamrud riuh dipanggung publik.
Tak kurang, pakar lingkungan Dr.Elviriadi yang kerap masuk kampung bela ekosistem.angkat bicara pada Rabu malam (11/1/23).
“Ape ditunggu lagi pak BBKSDA. Dah jelas itu hutan konservasi. Ada pulak sumur minyak. Gasss lah. Tunjuk PPNS menyidik, proses hukumlaaaah “ucap putra alumni SMA 1 Selatpanjang geram.
Ketua Majelis Lingkungan Hidup Muhammadiyah itu menilai langkah publik hari ini membela hutan kian gencar.
“Dah begitu banyak Masyarakat mengingatkan pemerimtah dan kementerian LHK, harusnya makin kencanglah menghukum para penjahat lingkungan. Kalau banding seperti yang sudah sudah tentu menepuk air didulang. Sama dengan saya digugat gegara tak masuk ngajar dikampus, eeeh malah tak terima dan banding. Tentu tak bijak jika begitu, ” ujar alumni UKM Malaysia.
Akademisi yang kerap jadi ahli di pengadilan itu prihatin rakyat dan ekosistem Riau sudah mendekati kepunahan.
“Saya keliling kampung, iba hati rakyat tak bisa makan gara gara lahan dah jadi milik perusahaan. Kebun, ladang, sungai, hancur semua. Bahkan, kampung kampung hilang di gusur paksa HGU dan HTI,” imbuhnya.
“Aaaàaaaaccch payaaah. Dah jelas Illegal dan dicabut ijin, eeh masih tak ditindak. Dibenarkan pakai regulasi pulak. Hancurkan ajalah hutan Riau ini. Sumur PT.BSP Zamrud bela terus, banding, kasasi, lantak tuan tuanlah. Lelamo temakol pun terjun bebas ke sumur Zamrud disangkanya ada air minum. Kepunan temakol sumur Zamrud laaaaaa, ” pungkas peneliti sumur yang ikhlas gundul dengan hutan zamrud.****
Rls/Redaksi