Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Hadi Wahyudi
MEDAN –Tujuh oknum polisi yang menganiaya nakes dan sekuriti RS Bandung Medan belum menjadi tersangka, mereka masih menjadi terperiksa. Upaya mediasi antara pelaku dan keluarga korban tengah ditempuh.
Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi awalnya menjelaskan korban saat ii dalam kondisi baik usai menjadi korban penganiayaan. Kata Hadi, korban adalah keluarga besar dari Polri juga.
“Korban kondisinya yang kami dapat laporan itu baik kondisinya kemudian itu juga bagian dari keluarga polri. Korban itu juga keluarga atau abang iparnya itu adalah anggota Polri,” sebut Hadi, Jumat (11/11/2022).
“Sejauh ini apapun langkah kita, upaya kita untuk dilakukan berbagai macam mediasi itu sudah dilakukan,” lanjut Hadi.
Mediasi dalam penanganan perkara, menurut Hadi, bukan hanya dilakukan pada persoalan tujuh oknum polisi yang menganiaya nakes RS Bandung.
“Tidak hanya para pelaku yang melibatkan oknum anggota Polri. Polri juga selama ini mendorong terkait dengan konflik, kemudian pertikaian dan lainnya itu kita dorong sedapat mungkin dapat dilakukan proses-proses sebelum menempuh jalur hukum,” tambah Hadi.
Ketujuh oknum polisi yang menganiaya nakes RS Bandung itu pun saat ini telah ditempatkan di tempat khusus atau patsus. “Tujuh (yang) di patsus,” ujar Kapolda Sumut Irjen Panca Putra Simanjuntak di Medan, Kamis (10/11). Sebelumnya oknum polisi yang disebut terlibat hanya lima orang.
Adapun identitas ketujuh oknum itu adalah Bripda TI, Bripda JAH, Bripda ALP, Bripda M F, Bripda PF, Bripda Y A dan Bripda DS.
Kasus ini pertama kali diungkap oleh anggota DPRD Sumut Rudy Hermanto. Politisi PDIP itu menyebut ada segerombolan oknum polisi yang menyerang RS Bandung di Jalan Mistar Medan.
RS Bandung sendiri milik Bendahara PDIP Sumut, Meirahta Sitepu. Rudy mengatakan aksi anarkis segerombolan orang yang menyerang RS Bandung terjadi pada Minggu (6/11) pagi.
“Tadi pagi, subuh, kami mendapatkan kabar adanya penyerangan sekelompok oknum gerombolan manusia yang mendatangi rumah sakit ini, mengganggu, dan memukuli,” kata Rudy dalam video yang diterima detiksumut, Minggu (6/11). Pernyataan dari Rudy ini sudah mendapatkan izin untuk dikutip.
Dalam video itu, Rudy sedang bersama sejumlah orang yang diduga menjadi korban penyerangan. Dia mengatakan ada dokter yang luka-luka karena menjadi korban dalam peristiwa itu.
“Adik ini saksi, pegawai atau paramedis, ada juga saya dengar dokter yang dipukuli,” sebut Rudy.
Dia pun menyampaikan kecamannya terhadap peristiwa ini. Dia menyebut, tidak seharusnya terjadi penyerangan di rumah sakit.
“Pada situasi yang sangat menyeramkan atau situasi perang sekalipun rumah sakit adalah tempat yang tidak boleh dilakukan penyerangan oleh siapapun, perang sekalipun,” tutur Rudy.
Sumb : detiksumut