Pekanbaru, Kompas 1 Net – Sembuhnya Syamsir Silalahi sang penghulu Pasir Putih Utara Bagan Batu dari komplikasi penyakit membawa harapan baru.
Sejak belasan tahun desa yang dipimpinnya berjuang mendapatkan tanah fasilitas umum dari Areal HGU PTPN V.
“Saya baru sembuh sakit, namun semangat tak pernah pudar sedikitpun. Nasib anak cucu kami nanti bagaimana? Jika desa tak ada wilayah dan tanah apa yang akan terjadi? ” ucap Penghulu Syamsir dengan badan masih terhuyung pada Senin (30/1/23).
Sebelumnya diceritakan, aparatur desa Pasir Putih Utara Kecamatan Balai Jaya ada yang dipanggil menghadap PTPN V ke Pekanbaru. Namun hasil pembicaraan dan luas pelepasan kawasan belum diketahui. Terakhir beredar koordinat batas sempadan Desa Pasir Putih Utara dari BPN.
Menyikapi itu, pakar lingkungan hidup Dr.Elviriadi memandang Pemkab Rohil harus berkomunikasi dengan PTPN V.
“Tinggal Pak Bupati Sintong melalui Camat berkoordinasi dengan PTPN V. Minta levering (pelepasan HGU) sebagaimana Titik Koordinat yang sudah diberikan BPN. Tak usah mundur. Apalagi Pak Penghulu Syamsir tak ada gigi mundur tu. Dari kasur terkapar pun semangatnya tetap bergelora demi anak cucu kelak di desa itu, ” imbuhnya.
“Acccccch payah. Hutan Riau dah gundul akibat sawit akasia. Mana mau berladang, berkebun dan ruang hidup lagi. Sungai dah isinya limbah. Eeeeeh, desa pak Syamsir pulak tak ada tanah. Nak ke mana anak bini dan cucu nanti? Menompang terus dengan orang lelamo muak pulak orang. Lelamo temakol Bagan Api Meloncat ke Tongkang Cukong sambil berkata ;
” Budak Terjerit Dikejar Angsa. Pisang sesisir dibuat bubur. Geserlah sikit kami nak tanah desa. Sekali maju,
Pak Syamsir akan mundur, “pungkas peneliti penghulu yang rela gundul demi hutan temakol.****
Red