Pakar LH Dr. Elviriadi; Agar Tak Terkena Jurus Memutar, BRG-M Harus Fight Cukombut

Pekanbaru | Kompas 1 Net – Adanya Badan Restorasi Gambut yang sekarang menjadi BRG-Mangrove (BRGM) membawa harapan.publik sejak 2016.

Namun demikian, telah terjadi kemerosotan spirit akibat kuatnya tekanan oknum penikmat gambut berdasi sehingga terkena jurus memutar.

Bacaan Lainnya

Hal itu dikemukakan pakar lingkungan hidup Dr.Elviriadi, M Si kepada Kompas1net.com Selasa sore (2/8/22).

“Sejak awal berdiri, filosofi BRG itu semacam lembaga ekstra-ordinary akibat krisis gambut Karhutla 2015. Itu harapan Pak Jokowi, ” bebernya.

Tetapi dalam perjalanannya, kata Ketua Majelis LH Muhammadiyah ini, terjadi pergeseran pergeseran budaya organisasi akibat tekanan cukong gambut berdasi.

“Tohokan Cukombut alias Cukong Gambut tatkala bung Nazir Foead mau meninjau gambut di kampung saya Pulau Padang. Bung Nazir “diusir” dari lokasi oleh Satpam sang Cukombut. Seoalah Bupati, Gubri dan Negara berada dibawah perintah korporasi,” kenang Elv

Akademisi yang kerap jadi ahli itu menilai sejak itu otoritas struktural BRG berubah menjadi otoritas kultural.

“Problem kerusakan gambut Indonesia itu struktural sifatnya. Karena lahan gambut telah diperkosa siang malam. Terjadi overdrainage, gangguan serius biogeofisik, menjadi kering dan bersifat seperti arang, bahan bakar ampuh Karhutla. Nah, BRG itu dikasi otoritas hukum untuk faight dan againts dengan para pecundang gambut itu,” ujarnya.

Namun, karena berat, BRG dan BRG-M terkena jurus memutar dilahan yang tak genting, yaitu lahan masyarakat. Dan harus mengutak atik lahan itu, pas terjumpa batas lahan cukong harus berputar haluan ke lahan masyarakat lagi. Lame lame temakol pun lari dikejar alat berat masuk lubang gambut. Maaaaaak…tolong aku ditelan gambut memutar, pekik Temakol! Kepunan telouw temakol-lah! Pungkas Putra Selatpanjang yang rutin gundul demi hutan tropis.**

 

 

Redaksi : Zurfami

 

 

Pos terkait