Menyelami Dwitunggal Ayat Cahyadi-Abdullah, Minal Akramunas Fii Politisi Bernas 🌷💥💐⚡ Oleh : Elviriadi, Phd

Ada dua politisi di DPRD Riau yang cukup saya kenali. Kepribadian, track record dan beberapa catatan kiprah politiknya.

Pertama Bang Ayat Cahyadi, teman sekaligus guru saya waktu mahasiswa di Unri. Bang Ayat, begitu biasa kami memanggil adalah seorang aktivis dakwah kampus. Waktu saya semester I di Fakultas Perikanan, beberapa kegiatan keagamaan dipandu oleh senior lintas fakultas. Kegiatan mentoring, yang diisi aktivis dakwah bermarkas di Masjid Ar Faunnass Kampus Gobah, yang dibimbing Bang Amin Triawan, Zulkarnain Hasan, dan termasuklah Bang Ayat Cahyadi.

Bacaan Lainnya

Pasca Reformasi, saya lihat dari jauh bang Ayat masuk ke salah satu partai, Partai Keadilan namanya. Waktu itu anggota DPRD Riau dari PK, dipilih Pak Kadir Salim (tokoh Muhammadiyah). Ketua Partai Keadilan Ustadz Rasyad Zein. Dan anggota DPRD Kota Pekanbaru ustd Sofian Siroj Lc. Baru lah setelah PK bertransformasi menjadi PKS, bang Ayat maju sebagai wakil walikota Pekanbaru.

Selama dua periode jadi wakil walikota, tak ada informasi negatif yang terdengar di publik. Ciri khas Bang Ayat sejak mahasiswa masih melekat walau udah jadi pejabat. Bersahaja, sederhana dan ramah menyapa. Tidak nampak kesan sebagai elit politik dan pejabat negara yang lazimnya bergaya jetsett. Bahkan ketika 3 hari lalu saya meminta bantuan beliau selaku ketua Fraksi PKS beliau dengan cepat merespons.

Lain Bang Ayat lain pula Abdullah. Abdullah anak muda yang energik. Dua periode menjadi anggota DPRD Pelalawan membuat putra Dumai itu lincah membangun komunikasi politik.

Seminggu lepas saya bersama Abdullah ke Jakarta. Tanpa sungkan sungkan, diajaknya saya menginap di hotelnya. Kebetulan pula saya dibiayai sangat terbatas oleh masyarakat kecil di Rohil dan Duri untuk mengurus konflik agraria.

Saya lihat Abdullah bisa berkolaborasi dengan kalangan pengusaha, pelaku BUMD dan kreator milenial. Ilmu itu diperolehnya sewaktu bekerja diperusahaan multi nasional di Riau, berinteraksi dengan top leader, CEO, bule bule dan juga sarikat pekerja.

Selain itu, saya perhatikan Abdullah sigap mengkonfirmasi biro biro Pemrov, mitra kerja komisi dan fraksi, tanpa menunggu rapat resmi, on the spot dan progressif. Sebuah konsep supervisi on going and by doing .

Saya kira, jikalau dikombinasikan empirisme bang Ayat sang Ketua Fraksi yang kenyang pengalaman eksekutif sebagai wakil walikota, dengan dialektika politik zig zag Abdullah , tentu ia bakal menjadi aransemen politik bernas dan bermakna .

Bermakna bagi nasib Riau yang kian hari kian menuai konflik dan pertentangan. Tersebab nafsu pembangunan yang memihaki kaum kuat, orang berduit dan cukong konglomerat.

Dari situlah kesenjangan dan kemiskinan struktural tercipta, ditengah mimpi hukum yang tak kunjung tajam ke atas.

Dan diatas lantai falsafah pembangunan sungsang itu pula, kubu kubu politik moralis coba diayunkan Sang Dwitunggal Ayat Cahyadi – Abdullah. Disambut gegap gempita rakyat yang makin kesepian dipenantian tak bertepi. Selamat berjuang Bang Ayat- Abdullah. Kelak Sejarah lah yang mencatat dengan jujur dan gemilang ***

Elviriadi penulis essai, kolom dan puisi. Juga dikenal sebagai ahli lingkungan hidup dan kehutanan

 

 

 

 

Pos terkait