Oleh : ZURFAMI
Inilah, Tuan Syekh H. Hasyim Al- Syarwani/ foto
Syahdan, kalau tidaklah aku salah, pada sekira tahun 2016 bersuluk lagi lah aku ke Besilam Langkat, dan seperti biasanya pada perjumpaan dengan Tuan Guru Allahu Yarham alm Syekh Kh H. Hasyim Al- Syarwani, para jama’ah yang datang ( ikut suluk) bertitiplah para jama’ah atau masyarakat yang tidak bisa ikut kepada Tuan Guru.
Entah itu untuk hutang pengkabaran Tahlil, entah itu untuk minta shalat fidiyah atau Yasin 41 kepada keluarganya, tapi banyak juga lah.
Ditengah tengah -tengah kesibukan mengingat siapa- siapa dan berapa yang dititipkan itu, maka sedikit kesulitan lah Tuan Guruku untuk menentukan sesiapa yang berkirim, sebab maklumlah yang membawa kiriman tersebut adalah ibu- ibu agak berusia tua, apalagi berhadapan dengan Tuan Guru, membuatnya gugup saat menjelaskan.
Terdengar lah aku Tuan Guru berkata, ini berat mempertanggungjawabkannya, kalau salah aku tidak berani bertanggung jawab kepada Allah diakhirat kelak, sebenarnya uang kiriman orang itu harus utuh sampai kepada yang dikirim, jangankan berkurang, bertukarpun tidak boleh, meskipun jumlahnya sama,” ucap Tuan Guru.
Maka dari itu aku selalu ingat, kajian Tuan Guruku itu dalam pelajaran yang diberikan kepada jamaah perihal dalam menyampaikan amanah ( titipan), sungguh walaupun aku selalu ingat, namun kadang – kala aku ada membawa kiriman orang, bertukar- tukar uangnya bahkan kadang berkurang jumlahnya.
Aku tuliskan ini dengan harapan, Semoga bertambah lah tertanamnya pada diriku serta dapat mengamalkannya pula. Semoga aku bisa berada dibarisan Tuan Guruku itu di akhirat kelak. Walaupun jauh di belakang.
Aamiin ya Allah..
2 Syawal 1446, H.