Example floating
Example floating
Artikel

Masyarakat yang Bermukim di TNTN Akan Rencanakan Aksi Unjuk Rasa ke Istana Negara

28
×

Masyarakat yang Bermukim di TNTN Akan Rencanakan Aksi Unjuk Rasa ke Istana Negara

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Caption – Masyarakat yang bermukim di kawasan hutan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Pelalawan, Riau akan menggelar unjuk rasa di Istana Negara, Jakarta. Foto: Istimewa

Pelalawan (Riau) Masyarakat yang bermukim di kawasan hutan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Pelalawan, Riau akan menggelar unjuk rasa di Istana Negara, Jakarta. Warga telah berangkat dari TNTN menuju Jakarta pada Sabtu (19/7/2025) pagi tadi.

Aksi unjuk rasa untuk menyuarakan penolakan terhadap kebijakan relokasi penduduk yang ditempuh pemerintah melalui Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH). Pada 10 Juni 2025 lalu, Satgas PKH telah melakukan pemasangan plang sebagai simbol pengambilalihan (penguasaan kembali) lahan hutan TNTN seluas 83 ribu hektare.

“Nasib kami makin terancam. Kami seolah-olah akan diusir dari tanah yang kami kelola sejak belasan tahun silam. Padahal, hidup kami bergantung pada kebun sawit yang kami kelola,” kata warga bernama Pardi.

Aksi unjuk rasa ke Jakarta ini dilakukan karena tidak adanya kepastian terhadap tuntutan mereka saat menggelar aksi unjuk rasa di Kantor Gubernur Riau, pada Rabu (18/6/2025) lalu. Saat itu, Gubernur Riau Abdul Wahid berjanji akan menindaklanjuti aspirasi mereka dan menjembatani pertemuan dengan pemerintah pusat.

“Tapi, sampai saat ini janji itu gak jelas. Itu sebabnya, kami berinisiatif untuk datang ke Jakarta. Kami berharap bisa bertemu dengan Pak Presiden Prabowo Subianto,” kata warga lainnya.

Sudah Mengadu ke DPR

Sebelumnya, perwakilan masyarakat yang terdampak kebijakan penertiban hutan konservasi Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Riau mengadu ke DPR RI, Rabu (2/7/2025). Mereka diterima langsung oleh Ketua Badan Aspirasi Masyarakat (BAM) DPR RI, Achmad Hermawan didampingi Wakil Ketua, Adian Napitupulu.

Kedatangan masyarakat untuk membeberkan situasi terkini yang dihadapi masyarakat yang merasa mendapat ancaman pengusiran, pasca kebijakan relokasi mandiri yang diumumkan oleh Satgas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH) terhadap penduduk di TNTN. Satgas PKH sebelumnya pada Selasa, 10 Juni 2025 lalu, telah menancapkan plang penguasaan hutan konservasi TNTN seluas 81 ribu hektare yang saat ini seluas 60 ribu hektare di antaranya diklaim telah bersalin rupa menjadi perkebunan kelapa sawit.

Satgas PKH mematok target relokasi mandiri para penduduk pada 22 Agustus 2025 mendatang, dan kemudian akan melakukan pemulihan (reforestasi) TNTN.

“Saat ini, sekolah tidak lagi menerima pendaftaran siswa baru. Listrik terancam diputus. Masyarakat bingung akan pindah kemana, padahal kebun sawit tersebut merupakan sumber mata pencarian keluarga di sana,. Masyarakat dicap sebagai perambah dan distempel sebagai pendatang,” kata perwakilan masyarakat Aziz Manurung dalam dialog bersama BAM RI yang disiarkan via flatform YouTube.

Aziz menyatakan, perjuangan masyarakat dalam mengelola TNTN tak bisa dinafikan begitu saja. Selama belasan tahun masyarakat mengelola TNTN secara mandiri, tanpa pernah merengek kepada negara.

“Kalau kita bandingkan dengan program transmigrasi, seharusnya sudah berapa uang negara yang dikeluarkan. Jangan melihat sisi enaknya masyarakat saat ini, tapi lihat kondisi mereka dulu bagaimana berjibaku,” kata Aziz.

 

 

 

Sumber : sabangmerokenews.com.
Artikel ini telah tayang di media online “Puluhan Bus Angkut Warga TNTN ke Jakarta, Rencanakan Aksi Unjuk Rasa ke Istana Negara” (19/07/25)

Example 300250
Example 120x600