Konsep Islam Wasthiyah: Jalan Tengah yang Menciptakan Harmoni di Tengah Perbedaan Politik

Medan – Dalam menyambut tahun politik mendatang, suasana politik menjadi semakin dinamis. Narasi dan disku politik yang beragam sering kali memunculkan ketegangan, bahkan mengakibatkan kecemasan di kalangan masyarakat, seiring dengan munculnya berbagai isu negatif.

Dalam konteks ini, Dr. Nispul Khoiri, MAg, seorang intelektual Islam dan dosen di UIN Sumatera Utara, mengemukakan pandangannya dalam makalah berjudul “Geneologi Islam Wasthiyah di Sumatera Utara” pada acara Halaqah Kebangsaan yang digelar oleh Forum Kyai Tahlil Sumatera Utara di Grand Mercure Hotel pada Jumat (18/8/2023).

“Islam Wasthiyah adalah salah satu karakteristik penting dari Islam, sebuah nilai yang melekat pada manusia secara bawaan, dan ia mewakili jalan tengah yang tidak condong ke arah kiri atau kanan, berdiri seimbang di antara dua kutub yang berlawanan,” ungkap Dr. Nispul dalam paparannya.

Lebih lanjut, Dr. Nispul menyatakan bahwa Islam pada dasarnya adalah agama yang tidak rumit, tidak mendorong konfrontasi, melainkan hadir sebagai jalan tengah untuk kebaikan semua orang. Oleh karena itu, penting untuk memahami Islam Wasthiyah secara lebih mendalam, karena hal itu adalah ciri sejati dari Islam.

“Konsep Islam Wasthiyah tercermin dalam Alquran, dan keberadaannya mendorong umat Islam untuk bersikap moderat dengan memegang prinsip-prinsip seperti kelanjutan, mengambil jalan tengah, musyawarah, toleransi, mendahulukan, reformasi, egaliter non diskriminasi, berkeadaban, dinamis, kreatif, dan inovatif. Ini memberikan solusi terhadap berbagai masalah dalam masyarakat,” kata Ketua ISNU Sumatera Utara ini.

Lebih lanjut, mantan Wakil Rektor III UIN SU ini menjelaskan bahwa pemahaman tentang moderasi beragama penting dalam membangun paradigma dan kesadaran beragama di antara umat beragama yang berbeda.

“Konsep moderasi beragama harus dipahami sepenuhnya, di mana setiap agama diwajibkan menghormati pemahaman agama masing-masing tanpa mengintimidasi ibadah umat beragama lainnya,” kata Dosen Pascasarjana UIN SU.

Ditekankan juga bahwa Islam Wasthiyah menjadi dasar yang kokoh dalam menjalankan pemilihan umum yang jujur, menerima Pancasila sebagai landasan negara dan sumber hukum negara. Ini menjadi penting karena Indonesia berbeda dari negara sekuler lainnya yang memisahkan agama dari urusan negara.

“Oleh karena itu, hal yang paling krusial adalah memberikan pemahaman tentang Islam Wasthiyah sebagai jalan tengah yang mengatur kehidupan bersosial, berbangsa, dan bernegara, serta menciptakan tatanan kehidupan nasional yang teratur,” ujar Direktur Eksekutif Diagram Indonesia Center ini.

Selain itu, ia juga menyampaikan pentingnya melibatkan para tokoh agama dalam upaya memperkuat persiapan untuk pemilihan umum mendatang.

“Melibatkan para tokoh agama dalam menjaga keadaan kondusif menjelang politik yang ketat pada tahun depan merupakan langkah penting untuk menciptakan situasi politik yang relatif stabil dan mengurangi potensi konflik di masyarakat,” kata Datuk Cendikia Penata Raja ini.(*)

Pos terkait