Pekanbaru, Kompas 1 net – PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) sebagai perusahaan hulu migas Subholding Upstream Pertamina, berkomitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan dalam menjalankan operasinya. Salah satu wujud komitmen tersebut adalah dengan mengelola air terproduksi di WK Rokan secara bertanggung jawab melalui terobosan inovasi lahan basah atau wetland.
Dalam menjalankan operasi, PHR mengangkat fluida sebagai bagian dari produksi migas, di mana kandungannya terdiri sebagian besar air dan sebagian lainnya berupa minyak, pasir dan gas. Maka dari itu, perlu dilakukan pengelolaan terhadap fluida dengan tepat agar air terproduksi fluida tersebut bisa kembali bermanfaat dan ramah lingkungan.
Inovasi pengelolaan air terproduksi ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam forum KTT World Water Forum ke-10 di Bali, di mana pemerintah mengangkat empat inisiatif baru Indonesia untuk menjaga kelestarian air. Salah satu inisiatif tersebut adalah penetapan Hari Danau Sedunia (World Lake Day).
“Melalui forum ini Indonesia mengangkat empat inisiatif baru yaitu penetapan world lake day, yang kedua pendirian center of excellence di Asia Pasifik, yang ketiga tata kelola air berkelanjutan di negara pulau kecil, dan yang keempat penggalangan proyek-proyek air,” kata Jokowi dalam High Level Meeting KTT WWF ke-10 di Bali, yang disiarkan langsung YouTube Setpres, Senin (20/5/2024). “Air bukan sekadar produk alam, tetapi merupakan produk kolaborasi yang mempersatukan kita sehingga butuh upaya bersama untuk menjaganya,” lanjut Jokowi.
Oleh karena itu, PHR berupaya untuk mengelola air terproduksi dengan baik melalui inovasi lahan basah. Lahan basah ini berfungsi sebagai filter alami yang menyaring air terproduksi sehingga memenuhi baku mutu sebelum dilepaskan kembali ke lingkungan.
“PHR berkomitmen untuk menjalankan operasi yang ramah lingkungan. Salah satu upayanya adalah dengan mengelola air terproduksi secara bertanggung jawab melalui inovasi lahan basah,” ujar Corporate Secretary PHR WK Rokan, Rudi Ariffianto.
Lahan basah PHR tersebut dibangun dengan teknologi yang canggih dan ramah lingkungan. Pengelolaannya pun cukup menggunakan gravitasi, sehingga hemat energi dan biaya.
“Inovasi lahan basah ini telah terbukti efektif dalam menyaring air terproduksi dan memenuhi baku mutu. Selain itu, lahan basah ini juga memiliki manfaat ekologis lainnya, seperti menjadi habitat bagi berbagai flora dan fauna,” jelas Rudi.
PHR telah membangun lahan basah di wilayah kerja Blok Rokan. Saat ini, PHR sedang mengembangkan konstruksi lahan basah lainnya di wilayah kerjanya.
“PHR terus berupaya untuk mengembangkan inovasi-inovasi baru dalam pengelolaan lingkungan. Kami berharap dengan komitmen dan upaya ini, PHR dapat berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan di Indonesia,” tuturnya.
Lahan basah buatan PHR merupakan solusi inovatif yang memanfaatkan proses alami untuk membersihkan air terproduksi. Lahan basah ini terdiri dari berbagai jenis tanaman air, mikroorganisme, dan media tanam yang bekerja sama untuk menyaring dan mendegradasi polutan dalam air.
Manfaatnya, yakni: meningkatkan kualitas air terproduksi, melindungi lingkungan hingga mendukung keanekaragaman hayati.
PHR terus mengembangkan dan menyempurnakan teknologi lahan basah buatannya dan berencana untuk membangun lebih banyak lahan basah di wilayah operasinya.
“Upaya PHR dalam mengelola air terproduksi dengan lahan basah buatan merupakan contoh nyata bagaimana perusahaan dapat berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan,” pungkasnya.***