JAKARTA, Kompas 1 Net- Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila Bambang Soesatyo bersama Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila akan menyelenggarakan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, dirangkai Pelatihan Instruktur Diklat Kaderisasi Pemuda Pancasila tingkat Nasional Angkatan II. Diselenggarakan pada 9-12 Maret 2023 di Rindam Jaya, Jakarta, diikuti sekitar 200-250 kader Pemuda Pancasila dari berbagai daerah.
“Kaderisasi merupakan tulang punggung dari sebuah organisasi. Sebagai organisasi kemasyarakatan yang sudah berusia 62 tahun, Pemuda Pancasila sangat concern melakukan kaderisasi. Sehingga tidak heran hingga kini Pemuda Pancasila masih tetap solid dan konsisten memegang teguh komitmen mengabdikan diri menjadi penegak nilai luhur Pancasila sebagai ideologi, pandangan hidup, dan dasar negara,” ujar Bamsoet usai menerima Ketua Bidang Kaderisasi MPN Pemuda Pancasila Yahya Abdul Habib, di Jakarta, Jumat (24/2/23).
Turut hadir Wasekjen Bidang Polhankam Aditya Putra Yando dan Pengurus Pusat Badan Pelaksana Kaderisasi Paskah Sembiring.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, melalui kegiatan tersebut diharapkan juga dapat menebalkan semangat kebangsaan. Bangsa Indonesia memang patut bangga dan bersyukur, bahwa berdasarkan hasil survei nasional SMRC yang dipublikasikan pada Juni 2022, orientasi publik pada negara-bangsa Indonesia sangat positif, sebanyak 95,6 persen responden merasa bangga menjadi orang Indonesia. Kajian ini sejalan dengan survei Gallup Poll yang mencatat bahwa sekitar 75,4 persen masyarakat Indonesia memiliki jiwa patriot tinggi, dan bersedia ikut berperang mempertahankan negara.
“Hasil survei tersebut bukan berarti kita boleh berpuas diri, mengingat pekerjaan rumah kebangsaan masih banyak yang belum selesai. Karena survei SMRC juga mengisyaratkan bahwa dari tingkat yang paling elementer, pengetahuan dasar masyarakat tentang Pancasila masih belum optimal, dengan skor 64,6 atau dalam kategori ‘sedang’. Hasil survei tersebut juga mengungkap bahwa komitmen publik terhadap nilai-nilai Pancasila, dan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa juga diklasifikasikan dalam kategori ‘sedang-sedang saja’,” jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan, kehidupan kebangsaan juga masih diperhadapkan pada berbagai paradigma yang menjadi antithesis dari nilai-nilai luhur Pancasila. Dalam realitas sosial, masih dapat dirasakan adanya upaya merongrong Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara, khususnya melalui gerakan radikalisme.
“Meskipun hasil survei Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyatakan indeks potensi radikalisme di Indonesia cenderung terus mengalami penurunan, namun perlu dicatat bahwa indeks potensi radikalisme pada tahun 2020 masih berada pada kisaran 12 persen, yang mayoritasnya didominasi generasi muda. BNPT juga mencatat bahwa dari konten keagamaan yang tersebar di dunia maya, sekitar 67,7 persen diantaranya terindikasi bernuansa intoleran dan radikal yang tentunya berpotensi menimbulkan disharmoni dan mereduksi spirit persatuan dan kesatuan bangsa,” pungkas Bamsoet. (*)