Oleh : Elviriadi
Baru kemarin
Dia masih disini
Menyapaku dengan tangan lembut
Baru kemarin
Dia memegang tangan kecilku
Tertatih tatih berjalan
Menyusuri dinding rumah kayu
Tempat kelahiranku, sebuah rumah yang kayu bekas yang makin rapuh
Seperti baru kemarin Ia disini..
Menyuapiku makan bubur, terus menyuapi sampai aku TK dan SD….olesan cinta ibu masih terasa…🌱🌱🍀
Baru kemarin, ia memakaikan bajuku, mengantarku ke sumur pemandian…
Tapi…ach…tiba tiba aku tersentak..
Bayangan wajah penuh senyum itu kini terbaring kaku…
Wajahnya yang dulu ceria menyongsongku di pagar sekolah… yang menghiburku dikala susah..
Kini terbujur diantara tumpukan tanah pusara yang bergumpal.
Ooooohhh..betapa terlambatnya aku..oh ibu
Tak sempat kubalas peluk ciummu
Ku abaikan panggilanmu
Ku remehkan perintahmu agar aku menyembah Rab Semesta Alam..
Bahkan..serasa baru kemarin.
Air susu mu ku balas dengan tuba kata kata ..
Akhh….ukhhh….tak usah..
Dan seribu jengkel yang kukirimkan dilembaran hati sucimu..
Oh…betapa baru kemarin rasanya Ia memanggilku
Naak..
Bangunlah, azan subuh sudah berkumandang
Tapi kubalas dengan sekilas pandang hampa…
Betapa baru kemarin kau minta pijit kening keriput…tapi aku ngeles dan pergi meninggalkanmu..
Kini wajah ceria itu mulai redup ..satu persatu gumpalan tanah menimpa jazadmu yang lelah..
Sepanjang usia mendidik anakmu…yang kini telah dewasa dan terlupa…menghiburmu ketika duka…mencium tanganmu di hari raya…membasuh kakimu dikala tua tak berdaya…
Terasa baru kemarin..
Kau mengusap kepalaku..dan menceritakan dongeng negeri kayangan…sehingga aku tertidur nyaman…
Kini engkau ibu…telah tidur untuk selamanya…
Selamat jalan ibu..
Maafkanlah aku anakmu….😭😭
Panam, 21 Mei 2023
