Kompas 1 Net- Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal, kiri, berjabat tangan dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida setelah konferensi pers bersama mereka
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada hari Senin menegaskan kembali komitmen negaranya terhadap rekonstruksi Ukraina, dan menganggapnya sebagai investasi strategis untuk masa depan.
Saat menyampaikan pidato utama di Konferensi Jepang-Ukraina untuk Promosi Pertumbuhan Ekonomi dan Rekonstruksi, Kishida menguraikan visi kolaborasi berkelanjutan antara sektor publik dan swasta Jepang, yang didukung oleh prinsip-prinsip inklusivitas, kemanusiaan, dan pertukaran teknologi.
Perdana Menteri Denys Shmyhal dari Ukraina, yang memimpin delegasi lebih dari 100 orang, menyatakan terima kasih kepada Kishida, dan menunjukkan bahwa acara tersebut merupakan awal baru dalam kerja sama bilateral.
Dari Odessa ke Berlin: Karya seni yang diselamatkan dari Perang Ukraina dipamerkan di pameran Berlin Kishida menggarisbawahi perlunya diversifikasi investasi di berbagai industri untuk memfasilitasi pembangunan Ukraina sesuai dengan kebutuhan spesifiknya. Lebih dari 50 perjanjian dibuat antara badan dan perusahaan pemerintah Jepang dan Ukraina, yang menandakan komitmen untuk kerja sama timbal balik.
Selanjutnya, Kishida mengumumkan pendirian kantor perdagangan pemerintah baru di Kyiv, ibu kota Ukraina.
Selain inisiatif-inisiatif ini, Jepang menjanjikan bantuan baru sebesar €97 juta kepada Ukraina, yang diperuntukkan bagi proyek-proyek penting seperti penghapusan ranjau dan rehabilitasi infrastruktur di sektor energi dan transportasi, sebagaimana dikonfirmasi oleh Kementerian Luar Negeri.
Kishida menyebut dukungan terhadap rekonstruksi Ukraina sebagai investasi masa depan global, dan menekankan bahwa meskipun konflik masih berlanjut, revitalisasi ekonomi masih bisa menjadi secercah harapan.
“Perang di Ukraina terus berlanjut dan menghadirkan tantangan yang terus berlanjut. Namun, mendorong rekonstruksi ekonomi bukan hanya tentang masa depan Ukraina; ini adalah investasi yang menguntungkan Jepang dan komunitas internasional,” kata Kishida.
Resource From: Euronews
Diterbitkan pada 19/02/2024 – 16:13