Pekanbaru | Kompas 1 Net –Hal itu terungkap pada Senin (22/8) kepada kru Kompas1net.com melalui aplikasi whatsaps.
Alhamdullah, kami baru pulang dari Tapung. Melihat langsung kondisi sungai Sakotuok lewat flamboyan. Saya kasihan melihat datuk batin Segaleh dan warga Tapung yang berprofesi nelayan. Kondisi sungai memprihatikan, ” kata M.Sangap Siregar, S.Pd, M.Phil.Cons Ahli Sosiologi tim Dr.Elviriadi.
Ikut dalam observasi tersebut Kadis LH Kampar Aliman Makmur, Ph.D, Indra (Kabid LH), 3 orang Kaur Desa Pantai Cermin, Mohd Irwan (Pemuda Flamboyan), Datuk Masriadi, Datuk Batin Sagaleh, Mustafa Zohri (Advokat), Kasi Kecamatan Tapung dan staf Dimas LH.
“Ambo raso lah sapuiknyo Sumberdaya Alam awak ko diserahkan ke Datuk Adat. Kan ado kearifan lokal dan aturan adat menjago serto melestarikan lingkungan. Kini ko apo jadi, dek banyak perusahaan dan marwah adat berkurang, iko lah jadinyo, Cu. Kembalikanlah eksistensi hak ulayat kampar ko, insyaAllah aman makmur baliok kampuang kito. ” pinta Datuk Masriadi, pemerhati adat dan ketua Yayasan Pelopor.
Acckhh payah, daerah aliran sungai mengalami degdadasi dan kehilangan catchmen area (daerah tangkapan air). Kini hutan lah gundul. Imbasnya ke sungai Sakotuok dan Sungai Tapung. Ikan lah mati sungaipun tersumbat. Apo nak ditangkap nelayan tapung lagi, Cu. Bahayo lamo lama baiko, bisa jatuh miskin nelayan awak. Kepunanlah nak makan ikan tapah. Yang ado banyak kini sampah binti limbah. Kepunan telour tapah temakol-lah, Cu. Ndak obe den dooooowww, ” pungkas pakar lingkungan Dr.Elviriadi yang istiqamah gundul permanen demi hutan Tapung.***
Editor Red