Presiden Joko Widodo meluncurkan secara virtual lima produk inovasi alat kesehatan (alkes) buatan dalam negeri . Indonesia, melalui Kemenperin, telah menerapkan berbagai kebijakan untuk mendukung perkembangan industri alat kesehatan.
Salah satu langkah strategis adalah melalui acara HealthConnect : Forum Koordinasi dan Business Matching Sektor Alat Kesehatan 2024 yang diadakan pada 21–22 Agustus 2024 di Jakarta. ANTARANEWS
Kompas 1 net – Industri alat kesehatan Indonesia kini semakin tangguh, dengan penyerapan produk dalam negeri yang melonjak hingga 48% di 2024. Kolaborasi pemerintah dan pelaku industri membuka jalan menuju kemandirian alkes yang lebih kuat dan berkelanjutan.
Layanan kebutuhan kesehatan berkualitas adalah keniscayaan.
Seiring ekonomi yang bertumbuh positif, tren industri alat kesehatan (alkes) di Indonesia pun menunjukkan perkembangan pesat. Hingga Juni 2024, sebagaimana diungkapkan oleh Plt Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Putu Juli Ardika, tercatat sebanyak 1.199 industri manufaktur alat kesehatan telah terdaftar di dalam negeri.
Perkembangan industri alat kesehatan (alkes) ini juga beriringan dengan meningkatnya penyerapan produk alat kesehatan dalam negeri (AKD), yang pada 2024 mencapai 48%, dibandingkan 12% pada 2019. Tren ini menjadi indikasi positif bagi Indonesia dalam mencapai kemandirian di sektor alat kesehatan, sebuah langkah yang sangat penting di tengah dinamika global yang terus berubah.
Dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN), industri alkes merupakan salah satu sektor andalan. RIPIN itu sendiri memasok target pengembangan 10 jenis kelompok produk hingga 2035. Selain itu, industri alkes juga masuk ke dalam kelompok industri berteknologi menengah tinggi dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025–2045.
HealthConect 2024
Pemerintah Indonesia, melalui Kemenperin, telah menerapkan berbagai kebijakan untuk mendukung perkembangan industri alat kesehatan. Salah satu langkah strategis adalah melalui acara HealthConnect: Forum Koordinasi dan Business Matching Sektor Alat Kesehatan 2024 yang diadakan pada 21–22 Agustus 2024 di Jakarta. Acara ini menjadi platform penting bagi lebih dari 250 rumah sakit, 45 kementerian/lembaga, serta 90 perusahaan industri alat kesehatan untuk berdiskusi dan berkolaborasi dalam upaya mempercepat pengembangan sektor ini.
Putu Juli Ardika menyatakan bahwa HealthConnect diharapkan bisa menjadi wadah untuk menemukan solusi inovatif yang dapat mendukung pengembangan ekosistem industri alat kesehatan di Indonesia. Melalui pameran dan pertemuan yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, acara ini juga memperkuat kolaborasi antara industri dan pemerintah, serta mendorong penggunaan produk dalam negeri.
Saat membuka acara HealthConnect tersebut di Jakarta, Rabu (21/8/2024), Dirjen Putu menyampaikan, fenomena menarik di sektor alkes. Disebutkannya bahwa perkembangan industri alat kesehatan mencerminkan peningkatan kebutuhan terhadap layanan kesehatan yang berkualitas dan menjadi indikator semakin kuatnya sektor industri alat kesehatan dalam negeri.
“Penyerapan produk alat kesehatan dalam negeri juga terus meningkat dari 12% tahun 2019 menjadi 48% pada tahun 2024,” ungkapnya.
Dalam rangkaian acara tersebut, diadakan pameran yang melibatkan industri alat kesehatan dan industri bahan baku, forum koordinasi, serta one-on-one meeting antara industri alat kesehatan dengan pengguna produk alat kesehatan, dan juga dengan industri bahan baku pendukungnya. Kegiatan ini juga menggandeng 12 asosiasi terkait.
HealthConnect diharapkan bisa menjadi wadah bagi lebih dari 250 rumah sakit, 45 kementerian/lembaga, serta lebih dari 90 perusahaan industri alat kesehatan dan pendukung untuk berdiskusi, berkolaborasi, dan mencari solusi inovatif yang dapat mempercepat pengembangan sektor alat kesehatan di Indonesia.
Mendukung Pertumbuhan Industri
Regulasi memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan industri alat kesehatan. Instruksi Presiden nomor 6 tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan menjadi salah satu landasan hukum yang signifikan dalam mendukung sektor ini. “Kita harus terus bekerja sama untuk memastikan misi ini dapat terwujud dengan baik,” imbuhnya.
Kementerian Perindustrian ditugaskan untuk menetapkan kebijakan yang mendukung pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan serta melakukan monitoring dan evaluasi terhadap implementasi kebijakan tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Selain itu, kebijakan freezing dan unfreezing pada katalog sektor alat kesehatan yang diterapkan oleh Kementerian Kesehatan telah berhasil menekan produk impor dan meningkatkan persentase penyerapan produk lokal. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mencapai kemandirian di sektor alat kesehatan.
Kemenperin memberikan apresiasi kepada Kementerian Kesehatan yang telah menerapkan kebijakan freezing dan unfreezing pada katalog sektor alat kesehatan. Langkah ini terbukti efektif dalam menekan produk impor dan berkontribusi meningkatkan persentase penyerapan produk lokal. “Salah satu misi besar yang kita usung bersama adalah kemandirian industri alat kesehatan Indonesia,” tegas Putu.
Dalam Inpres 6/2016 itu pula, Kemenperin mengemban sejumlah amanat, antara lain, menetapkan kebijakan yang mendukung pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan, serta melakukan monitoring dan evaluasi terhadap implementasi kebijakan TKDN di bidang farmasi dan alat kesehatan.
Amanat lainnya, meningkatkan ketersediaan bahan baku kimia dasar dan komponen pendukung industri sediaan farmasi dan alat kesehatan. “Penyelenggaraan acara HealthConnect kali ini merupakan salah satu upaya kami dalam pelaksanaan amanat Inpres tersebut,” tutur Putu.
Memperkuat Ekosistem
Melalui rangkaian kegiatan HealthConnect 2024, diharapkan menjadi pendorong pertumbuhan industri alat kesehatan dan industri pendukungnya sehingga akan memperkuat ekosistem pengembangan industri alat kesehatan. Kemenperin menyadari dampak positif terhadap ekonomi nasional cukup besar dari optimalisasi belanja produk dan alat kesehatan dalam negeri.
Simulasi menunjukkan bahwa setiap rupiah yang dibelanjakan untuk produk dalam negeri memiliki multiplier effect yang signifikan terhadap PDB nasional. “Ini adalah alasan kenapa kami terus mendorong penggunaan produk alat kesehatan buatan dalam negeri, tidak hanya untuk memperkuat industri kita, tetapi juga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan,” tegas Putu.
Oleh karenanya, pasar dalam negeri diharapkan menjadi base load dan prime mover dalam penumbuhan ekosistem dan kemandirian alat kesehatan nasional. “Untuk itu, tugas kita bersama mewujudkan potensi pasar dalam negeri tersebut dapat diisi oleh produksi industri alat kesehatan dalam negeri,” tandasnya.
Sebagai contoh keberhasilan kolaborasi dalam mewujudkan kemandirian alat kesehatan nasional, yakni pengembangan dan produksi ventilator ICU buatan dalam negeri. Produk ini adalah hasil kerja sama antara pemerintah, industri, dan rumah sakit, yang menunjukkan bahwa Indonesia mampu mandiri dalam produksi alat kesehatan yang kritis.
“Ini adalah bukti bahwa dengan kolaborasi yang tepat, kita bisa menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi yang tidak hanya telah dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga untuk ekspor,” pungkas Putu.
Penulis: Dwitri Waluyo
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari.
Source: Indonesia.go.id