INHU, Kompas 1net– Mantan Bupati Indragiri Hulu (Inhu), Yopi Arianto, yang menjabat pada periode 2010–2015 dan 2016–2021, kembali turun gunung untuk meluruskan sejarah terkait peta pembangunan di Inhu. Menurut Yopi, perubahan pembangunan di berbagai sektor telah dimulai sejak 14 tahun lalu, tepatnya di awal masa kepemimpinannya pada 2010, dan terus berlanjut hingga saat ini di bawah kepemimpinan Bupati Rezita Meylani Yopi.
Pernyataan ini disampaikan Yopi di hadapan ribuan relawan Ready, pendukung pasangan calon nomor 3, Rezita-Suhardi, dalam acara Silaturahmi sekaligus peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H di Rumah Pemenangan Ready di Jalan Patimura, Rengat, Minggu (29/9/2024).
Yopi mengungkapkan bahwa di awal masa jabatannya, kondisi Inhu tertinggal di hampir semua sektor, terutama infrastruktur dan program-program kerakyatan. “Kita tidak boleh melupakan sejarah gerakan perubahan di Inhu, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya,” kata Yopi, mengutip filsafat Presiden RI pertama, Bung Karno.
Ketika menjabat sebagai Bupati, Yopi, yang kini menjabat sebagai Sekretaris DPW Partai NasDem Riau, mengaku melihat kondisi Inhu saat itu masih sangat tertinggal. Masalah besar diantaranya adalah kurangnya penerangan listrik, lemahnya layanan kesehatan dan pendidikan, serta buruknya infrastruktur jalan.
Bahkan, kondisi Kantor Bupati yang seharusnya menjadi ikon fasilitas pemerintah saat itu terbengkalai karena terbakar dan tidak dapat difungsikan untuk pelayanan publik.
Namun, dengan semangat perubahan, Yopi, yang tercatat sebagai kepala daerah termuda di Indonesia oleh MURI, mulai membenahi sektor-sektor penting. Infrastruktur jalan kabupaten dan jaringan penerangan listrik menjadi prioritas, mengingat pada saat itu hanya sekitar 40 persen wilayah di 14 kecamatan di Inhu yang teraliri listrik PLN.
“Selama lima tahun pertama, saya fokus pada penerangan, sehingga hampir semua desa telah teraliri listrik. Meski masih ada yang belum, itu hanya wilayah pemukiman baru yang jauh dari induk desa,” jelas Yopi.
Di sektor infrastruktur, Yopi juga menggenjot pembangunan jalan dan jembatan yang menghubungkan kecamatan dengan sentra-sentra pasar. Akses jalan ini sangat penting bagi para petani untuk menjual hasil panennya ke pusat industri hilirisasi. Selain itu, program air bersih juga digalakkan hingga mampu menjangkau hampir seluruh kecamatan di Inhu.
Pembangunan pasar juga menjadi perhatian. Pasar-pasar tradisional di beberapa kecamatan diubah menjadi pasar semi modern, seperti Pasar Rakyat Rengat, Pasar Soegih Belilas, Pasar Pekan Heran, dan Pasar Japura. “Pusat pasar merupakan pusat perdagangan masyarakat, dan itu berhasil kita tingkatkan,” ungkap Yopi.
Pelayanan kesehatan juga mengalami peningkatan, dengan pembangunan fisik RSUD Indrasari Pematang Reba serta Puskesmas di setiap kecamatan. Hal ini bertujuan menciptakan masyarakat Inhu yang sehat, baik secara jasmani maupun rohani.
Kemudian untuk pendidikan juga berhasil dilakukan perubahan, berkat kepedulian di dunia pendidikan itu, Yopi menerima penghargaan Dwipa Praja Nugraha, dan menjadi satu-satunya kepala daerah di Riau sebagai penerima penghargaan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Karena bagi Yopi, tidak ada kata menyerah untuk membangun Kabupaten Inhu, termasuk dalam bidang pendidikan. Karena pendidikan merupakan lokomotif pembangunan.
Pemkab Inhu menyadari betul bahwa memajukan dunia pendidikan guna mewujudkan generasi muda yang kreatif dan memiliki sumber daya manusia yang mumpuni adalah sebuah keharusan yang perlu didukung semua pihak. Oleh karena itu, prestasi -prestasi di dunia pendidikan kerap didapatkan Kabupaten Inhu. Di satu sisi, Pemkab Inhu juga mendukung penuh adanya ke sekolah yang berbasis pendidikan agama, seperti Pondok Pesantren.
“Jadi, sekarang apa lagi yang perlu diubah?” tanya Yopi kepada ribuan relawan Ready, yang dijawab dengan tawa. “Yang perlu diubah mungkin hanya Perda, dan itu wajar saja,” tambahnya, disambut sorak-sorai relawan.