Dumai, Kompas 1 Net-Staf Khusus (Stafsus) Menkumham Bidang Transformasi Digital Fajar Lase berkunjung ke SMA Santo Tarcisius Dumai, Rabu (28/9/2022). Kunjungan tersebut tak lain untuk mensosialisasikan kekayaan intelektual (KI) dan memotivasi siswa agar menjadi pengusaha sejak dini.
Kehadiran Fajar Lase sudah dinanti-nantikan para pelajar yang semuanya tergolong Gen-Z, yaitu generasi yang lahir di tahun 1996 sampai 2012. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2022, populasi terbanyak di Kota Dumai adalah Generasi Z yakni 89,058 orang, disusul oleh generasi milenial sebanyak 84,815 orang.
Fajar mengingatkan siswa SMA Santo Tarcisius Dumai, manusia yang tak bisa mengikuti perkembangan zaman, maka otomatis tergilas oleh zaman. Namun, dia yakin Gen Z ini memiliki kelebihan karena lahir setelah teknologi itu ada.
“Gen Z ini memiliki daya pikir, kreativitas dan terlatih untuk mencari segala sesuatunya dengan gadget, sehingga bisa mencari sesuatu dengan sangat cepat dalam mengambil keputusan,” katanya.
“Kalian ini sangat gampang mencari informasi melalui gadget. Namun, perkembangan teknologi yang pesat tidak akan berdampak apapun jika tidak diimbangi oleh kualitas generasi muda yang unggul. Untuk itu penting untuk menanamkan pengetahuan mendasar tentang pentingnya perkembangan teknologi,” sambungnya.
Perubahan teknologi, kata Fajar Lase juga telah menggeser dinamika pasar kerja dan komersil, di mana semua sudah memasuki ranah digital. “Adik-adik semua pasti generasi yang melek teknologi. Kembangkan ide dan kreatifitas, tuangkan dalam aplikasi atau produk lainnya,” ajak Fajar.
Dia mencontohkan ada banyak cerita sukses anak muda yang dapat mengoptimalkan manfaat teknologi baik untuk pribadi dan masyarakat luas. “Contohnya Akbar Wicaksono, pendiri W Store, dengan bantuan teknologi saat ini, pendiri W store dapat memberikan layanan social media marketing bagi siapa saja yang membutuhkan,” ungkapnya.
Dari satu contoh itu, lanjutnya, bisa melihat bahwa peluang kerja Generasi Z kemungkinan besar berada pada bidang teknologi informasi. Sebab, jumlah angkatan kerja produktif terkadang tidak sebanding dengan jumlah kesempatan kerja yang ada.
“Gen Z ini tidak mau kerja terikat. Gen Z ini kemungkinan besar peluang kerja berada pada bidang teknologi informasi, produk yang dihasilkan seperti aplikasi atau desain visual seperti konten kreator, videografer, blogger dan lainnya. Kalianlah pelaku-pelakunya dan sekarang banyak orang yang membutuhkan,” katanya.
Namun, lanjutnya, hasil karya yang dihasilkan tersebut merupakan aset yang harus dilindungi oleh pemerintah. Untuk itu, hasil karya intelektual itu harus segera didaftarkan agar melindungi produk tersebut dari bajakan atau plagiat orang lain.
“Pemerintah hadir untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan terhadap hasil karya intelektual. Untuk itu, jangan langsung merasa nyaman dan aman ketika usaha maju, karena ada saja orang yang mencuri ide dan kreatifitas tersebut,” tutupnya.
Reporter: Muhardi F