Riau – Ada peluang menarik bagi indonesia khususnya universitas universitas di Riau terkait naiknya Anuar Ibrahim sebagai Perdana Menteri Malaysia.
Diantaranya peluang itu berupa kajian politik islam yang bercorak epistemologis Mohammad Natsir, Pemikiran peradaban Naquib al Attas dan pemikiran politik Anuar Ibrahim.
Demikian rilis yang diterima Kompas1net.com dari cendikiawan Riau Dr.Elviriadi Rabu malam (7/12/22).
“Tentu ini momentum langka. Ada sosok intelektual melayu modern yang naik sebagai Perdana Menteri. Padahal Pak Anwar Ibrahim itu seorang ideolog dan intelectual exercise, jarang terjadi kapasitas semacam itu bertembung dengan posisi puncak kekuasaan, ” ucap nya.
Ketua Majelis Lingkungan Hudup Muhammadiyah itu melihat MoU Univ Muhammadiyah Riau dengan sejumlah universitas di Malaysia sebagai gerbang.
“Saya sudah sounding ke Rektor Umri bang Saidul Amin. MoU Umri dengan terutama Kolej Kolej islam itu adalah pintu gerbangnya. Bang Saidul paham maksud saya itu.
Jadi Umri itu bisa jadi persimpangan epistemik ide ide Natsir yang mengadi falsafah Politik Anwar Ibrahim, tetapi tashowwur kebudayaan dibimbing oleh pemikiran al Attas, ” imbuh pengurus ICMI itu.
“Acccch sayang aja, kalau momen Anwar Ibrahim ini tidak dapat dimaknai sebagai kebangkitan politik islam serumpun.
Tapi saya percaya, Rektor Umri memahaminya, “pungkas ahli lingkungan asal UIN Suska yang istiqamah gundul permanen demi hutan tropis.***