Pekanbaru | Kompas 1 Net -Jika tak ada aral melintang, pada 21 Mei 2022 mendatang akan ada aksi besar besaran dari elemen masyarakat seperti Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak).
Rencana itu menarik perhatian Akademisi UIN Suska Dr.Elviriadi sebagaimana konfirmasi media ini, Sabtu (14/5/22) malam.
“Wooowwoow, menarik ini. Pas momen reformasi tanggal 21 Mei, ada massa aksi yang massif di ibukota. Tentu sangat positif bagi penyegaran kehidupan bernegara, ” ucap mantan aktivis 98 itu.
Pengurus Majelis Nasional KAHMI itu mengapresiasi setiap aksi mahasiswa maupun buruh dan masyarakat luas.
“Efeknya begitu dahsyat. Setiap adik adik mahasiswa demo, contohnya tanggal 11 April kemarin, hak hak masyarakat mulai diperhatikan elit pengambil kebijakan, ” imbuhnya.
Elviriadi menambahkan, aksi massa pada 21 Mei itu sebagai pencucian racun racun (detoks) demokrasi.
“Tentu saja, gerakan unjuk rasa 21 Mei nanti sebagai detoksifikasi demokrasi. Karena racun racun yang bisa membunuh nurani para elit negara sudah mengakar. Ibarat kanker, sudah kena stadium 4. Perlu detoksifikasi secara ekstra intensif. Pak Jokowi dah mulai menyadari nya.
Putra Meranti yang kerap jadi ahli di pengadilan itu berharap check and balancing terhadap roda pemerintahan meningkat jelang Pemilu 2024.
“Ye lah, Supaye rakyat sedikit diperhatikanlah. Kalau tak ade pressure, alamat kepunan nak sejahtera. Telouw temakol pun dah lari akibat hutan bakau gundul. Kepunan telouw temakol lah Wak! ” pungkas peneliti gambut yang rutin cukur gundul demi hutan tropis.***
Red