Cerbung : Memilih Bahagia Part : 5

Aku agak tersentak ketika namaku di sebut, namaku rupanya udah terkenal di Desa tersebut, tapi dalam hatiku, aku juga merasa geli, mereka tidak mengenali orangnya yang gagah ini, yang sebagian orang bilang mirip Richie Ricardo,…yaaahh… secara kebetulan niat kami hanya, sekedar mampir di warung itu, akhirnya bisa lama juga di sini, soalnya aku dan temanku, ingin tau perkembangan kisah Sari kekasihku itu.

Karena lamanya nongkrong dan bercerita di warung Mak Ipah, nggak terasa hari sudah mencapai pukul 12 siang, dan Mak Ipah pun sudah mulai berkemas kemas mau pulang ke rumah. Kami pun segera mempersiapkan diri untuk pulang ke rumah setelah mendapat info alamat Sari di Ibukota dari Mak Ipah.

Sesampainya di Desa kami dan tiba dirumah,  temanku langsung pulang dan aku tinggal sendiri di rumah, dan mulailah aku coret coret konsep surat yang akan kukirim dengan Sari nantinya.

Aku memang punya kelebihan, selain pandai main alat musik, nyanyi, wajah lumayan ganteng, juga sangat mahir dalam mengonsep surat.

Teman teman ku pada umumnya, aku yang membuat konsep surat cinta mereka, teman yang selalu menanyakan konsep pada ku adalah Emi, yang tinggal di desa Genjar juga, yaaah…aku masih ingat waktu itu pacarnya bernama Liza, sebenarnya sederhana konsep yang kubuat, hanya mengandalkan kalimat Logika dalam Matematika, “Jika apa yang ku katakan ini tidak benar, maka tidak ada lagi kebenaran diatas dunia ini”, biasanya kalimat ini ada di akhir surat.Dengan konsep surat yang ku buat ini, maka luluh lantaklah hati seorang wanita, termasuk Sari… haa…haa…haa…

aku jadi ketawa sendiri di rumah, sambil melihat keluar juga, takut ada yang melihat, disangka aku udah gak waras lagi, karena ketawa sendiri.

Setelah konsep selesai kuberi amplop bunga dan bau wangi mandom, kuselipkan sementara di bawah tikar, takut hilang nantinya atau takut di usili teman bila datang ke rumahku.

Kemudian ku ambil biola yang terletak dalam kotaknya dan agak berdebu, perlahan aku lap dan bersihkan, bosan main gitar akustik kucoba menggesek biola, sambil nyetel senarnya, maklum…sudah lama gak di pakai.

Aku pun mulai memainkan intro sebuah lagu India yang cukup banyak di tonton, termasuk kekasihku Sari, sangat suka lagu dan film ini. Judulnya Humko Humise Curalo..

Biasanya kalau Sari melihat aku menggesek biola dengan lagu ini, dia akan menyandarkan kepalanya pada dadaku yang bidang dan kekar ini…yaa..sekarang kami sudah berjauhan, di pisahkan oleh jarak. Kapan kami bisa bertemu lagi, entahlah…

Bersambung.

Writed By Sayfrul: Tulisan ini kado terindah untuk teman teman seperjuangan di SMA Sedinginan

Pos terkait