Kerajaan Rokan adalah suatu kerajaan yang cukup dikenali di sekitar Selat Melaka pada zamannya. Kerajaan itu telah berusaha menjalin dan meningkatkan hubungan persahabatan dengan kerajaan
Samudera Pasai, Minangkabau dan Melaka, Hubungan dengan Samudera Pasai dan Melaka dimungkinkan karena sarana transportasi yang lancar lewat sungai Rokan. Dari muara sungai itu dapat berpergian ke Samudera Pasai dengan menyusuri pantai Timur arah Utara dan apabila akan pergi ke Melaka haruslah menyeberang Selat Melaka. Sedangkan untuk pergi ke Minangkabau dapat dilakukan melalui sungai Rokan Kiri arah ke hulu, sehingga untuk menjangkau Mingkabau pun dapat dicapai melewati sungai Rokan Kiri.
Hubungan dengan Samudera Pasai terutama peningkatan hubungan keagamaan, yaitu agama Islam masuk Rokan dari Samudera Pasai (Muchtar Lutfi, eds, !977 : 154). Setelah agama Islam itu
berkembang di Rokan, maka agama itu menyebar ke Minangkabau (Prof. Dr. Hamka, 1974.: 154). Menurut Hamka penyebaran Islam ke Minangkabau itu ierjadi dari Kunto Darussalam, tentulah dari Rokan ini. Hubungan Kerajaan Rokan dengan Melaka terutama dalam rangka pengembangan agama Islam dan perkawinan dipłomatik
(Brian Harrison, 1966 : 68). Melaka sebagai kerajaan maritim juga mengadakan hubungan dagang Rokan, sebab kerajaan ini banyak menghasilkan barang-barang yang dapat diperdagangkan di Melaka. Untuk menjamin keamanan lalu-lintas dagang di Selat Melaka dari gangguan bajak laut, Melaka telah mengadakan hubungan dengan Rokan (Kunto Darussalam), Riau dan Lingga (Brian Harison, 1966:69). Hubungan Melaka dan Rokan lebih dipererat sebagai hubungan
politik ko-eksistensi dengan cara hubungan perkawinan antara Sultan Melaka dengan putri raja Rokan (Muchiar Lutfi, cds, 1977 : 155). Dengan cara ini diharapkan kedua kerajaan akan dapat bersama-sama mengawasi keamanan pelayaran perdagangan mereka.
Raja Melaka, Sultan Muhammed Syah (1425-1445) mengikat perkawinan dengan putri raja dari Rokan terdahulu yang digelar Raja Perempuan (A.Samad Ahmad 1986:82) atau di sebut permaisuri. Dari perkawinan ini Sultan dikaruniai seorang anak bemana Raja lbrahim, sedangkan dari perkawinan Sultan dengan Tun Ratna Wati, putri Sri Nara Diraja punya keturunan juga Raja Kasim dan dia lebih tua dari Raja Ibrahim. Menurut adat resaṁ yang berlaku dalam masyarakat Melayu yaitu yang berhak untuk pengganti Sultan adalah anak Sulung, dalam hal ini tentulah Raja Kasim. Sultan tidak konsisten dengan adat itu, ternyata dalam menentukan calon penggantinya dia mendasarkan kepada pemintaan Permaisuri nya yaitu menunjuk Raja Ibrahim, karena Sultan takut diberi malu Permaisuri.
Dari perlakuan Sultan dan pembesar Melaka yang lain dapat dilihat pada sambutan mereka terhadap Raja Rokan (Kunto Darussalam). Sultan Muhammad Syah Pada saat Raja Rokan datang ke Melaka, Mendapat kemuliaan, karena Raja Rokan itu saudara sepupu Permaisuri. Orang menabuh gendang ria, bahkan orang sekampung ikut memeriahkan kedatangan Raja Rokan (Kunto Darussalam).
Dikutip dari Buku
Sejarah Kerajaan Kunto Darussalam.
Ditulis Ulang oleh : Laksamana Hery
Diterbitkan Oleh WWW.Kompas1.Net
Ahad 28/8/2022