Medan, Kompas 1 net — Kota Medan kini bergerak menuju era transportasi publik yang lebih modern dan ramah lingkungan. Setelah memulai modernisasi angkutan umum dengan bus diesel pada 22 November 2020, kini Pemko Medan telah meluncurkan Trans Medan Electric Bus pada 24 November 2024. Kehadiran armada listrik ini menjadi tonggak penting dalam mewujudkan layanan transportasi massal yang berkelanjutan.
Tantangan Besar Mobilitas Warga
Data Dinas Perhubungan Kota Medan (Juli 2025) mencatat, mayoritas warga masih mengandalkan kendaraan pribadi, khususnya sepeda motor yang mencapai 80,88 persen dari total perjalanan harian. Pengguna angkutan umum hanya 4,8 persen dari total 4,5 juta perjalanan internal setiap hari. Angka tersebut menunjukkan tantangan serius bagi pemerintah untuk mengajak warga beralih ke transportasi publik.
Trans Metro Deli: Fondasi Awal
Sebagai bagian dari program Teman Bus Kementerian Perhubungan, Trans Metro Deli telah melayani lima koridor utama sejak 2020 dengan 72 armada. Hingga November 2024, layanan ini mencatat 14,6 juta penumpang dengan tingkat keterisian rata-rata 52,23 persen—jauh lebih baik dibanding angkutan kota konvensional yang hanya 0,42.
Bus Listrik Medan untuk Semua
Kini, wajah baru transportasi hadir melalui bus listrik dengan slogan “Medan untuk Semua”. Sebanyak 60 unit bus listrik beroperasi di lima koridor sepanjang 173,6 km, dengan 263 titik pemberhentian. Tarif yang ditetapkan pun terjangkau, Rp 5.000 untuk umum dan Rp 2.500 untuk pelajar, lansia, ASN/TNI/Polri, serta pensiunan.
Menuju BRT Mebidang 2027
Medan tidak berhenti sampai di sini. Pada 2027 ditargetkan sistem Bus Raya Terpadu (BRT) Mebidang akan beroperasi dengan 13 rute sepanjang 561 km, melibatkan 527 armada dan 696 halte. Dua rute akan dikelola Provinsi Sumatera Utara, sementara 11 lainnya oleh Pemko Medan. Nantinya, jalur khusus sepanjang 21 km dengan 32 stasiun BRT juga akan disiapkan.
Skema Pembiayaan dan Subsidi
Dari sisi kelembagaan, BUMD provinsi dan daerah melakukan kerja sama dengan pembagian saham: Pemprov Sumut 51 persen, Pemko Medan 40 persen, Pemkot Binjai 4,5 persen, dan Pemkab Deli Serdang 4,5 persen. Selisih biaya operasional dengan pendapatan ditutup melalui subsidi APBD. Pada 2025, Pemko Medan telah mengalokasikan Rp 93 miliar dari total APBD Rp 7,44 triliun untuk mendukung operasional lima koridor bus listrik.
Dengan inovasi ini, Kota Medan diharapkan mampu mengurangi dominasi kendaraan pribadi sekaligus memperbaiki kualitas udara. Kehadiran bus listrik menjadi simbol komitmen pemerintah daerah untuk menghadirkan transportasi publik yang modern, inklusif, dan ramah lingkungan.***
Oleh Djoko Setijowarno
Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata, Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat