Pekanbaru, Kompas 1 net – Jika tak ada aral melintang, besok, Senin (22/7/24) pakar lingkungan Dr. Elviriadi bertemu LAMR Mandau di kota Duri.
Pertemuan itu kelanjutan dari silaturahmi beberapa waktu lalu yang di inisiasi Panglimo Khairil Amril SH.
“Ye, insyaAllah kanda Doktor Elv akan ke mari. Beliau bakalan bertemu dengan tokoh tokoh melayu, aktivis lingkungan, aktivis sosial, aktivis budaya. Kita manfaatkan kehadiran kanda doktor untuk membuat gebrakan revolusioner guncang tatanan status quo Duri Bengkalis, ” ucap Amir putra Duri aktivis HMI.
Terpisah, Panglimo Khairil Amri, SH menyatakan sudah melapor kehadiran Pakar Lingkungan ke Ketua LAMR Mandau Datuk Revol.
“Sekitar dua malam lepas, dah saye sampaikan kan ke Datuk Revol Ketue kite di Lembaga Adat Melayu Mandau. Kite nak buat sejumlah gebrakan di Suaka Marga Satwa, siapkan hutan kota, hutan adat dan ikut penentu dikawasan hutan tersisa,” ujar Khairil berapi api. (Ahad, 21/7/24).
Saatnya LAMR, putra putri Duri, anak watan negeri ini menjadi tuan di negeri sendiri. Selame ini cubo tengok apo yang terhadi. Kite jadi penonton di Duri Mandau ini. Macam tak ade hak dan inisiatif perjuangan, semuoo tak bisa, semuo tak boleh!” sesal Panglimo Khairil dihadapan Datuk Syafrudin dan Datuk Nursyafrindo dan Khalifah Suluk.
Ketika di konfirmasi media ini, pakar lingkungan Dr.Elviriadi mengatakan salut dengan LAMR Mandau.
“Aaacchhhhhhh, mane ade LAMR bicara perjuangan substantif, progresif revolusioner. Makanya saya cakap kemarin di Duri, LAMR Mandau inilah pintu gerbang PERUBAHAN negeri Melayu Riau bahkan dunia. Kalau otoritas LAMR ini dimartabatkan, mau perjuangkan negeri melayu yang sudah terjajah dan terjejas ini, manee ade LAWAN lagi. Seganlah seluruh elemen masyarakat dan pejabat di Bengkalis, Propinsi Riau. Kite Rebut kembali asset Mandau ini. Ngapooo lak dio semuo menguasai Duri ini sampai gajah pun masuk ke rumah makan kueh lebaran. Lelamo temakol pun meloncat ke pangkauan belalai gajah takut pipa angguk. Kepunan telouw temakol sarung cap gajahlaaaa, ” pungkas peneliti gajah yang ikhlas gundul permanen demi hutan adat.***
Editor: Redaksi