Bangkitnya Sumbar Pascabencana Banjir Bandang

Operator mengoperasikan alat berat saat pengerjaan normalisasi sungai di Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumatera Barat, Selasa (21/5/2024). Kementerian PUPR melakukan normalisasi sungai di wilayah aliran sungai yang berhulu ke Gunung Marapi itu pascabanjir bandang lahar dingin. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

Lahan seluas 10 hektare disiapkan untuk 150 unit hunian warga yang terdampak paling parah. Enam unit sabo dam dibangun guna menangkal banjir lahar dingin susulan.

Bacaan Lainnya

Kompas 1 net – Hujan intensitas sangat lebat mengguyur Padangpanjang, Tanah Datar, dan Agam, tiga di antara 12 kabupaten dan 7 kota di Sumatra Barat (Sumbar), sepanjang Sabtu (11/5/2024) sore hingga lewat tengah malam. Derasnya hujan turut memicu meluncurnya aneka material vulkanik seperti abu, batu-batu besar dari puncak Gunung Marapi. Maklum saja, gunung api paling aktif di Sumatra dengan ketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut itu pada 3 Desember 2023 sempat erupsi dan memuntahkan jutaan ton material vulkanik.

Sebagian material tersebut mengendap di tepian puncak hingga ke lereng gunung dan menjadi ancaman jika suatu saat turun hujan dan menyebabkan banjir lahar dingin. Rupanya prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tersebut terbukti ketika gumpalan awan hujan menerjunkan miliaran butiran air ke kawasan Marapi dan sekitarnya. Alhasil, jutaan ton material vulkanik meluncur kencang tanpa hambatan hingga masuk ke aliran sungai-sungai di sekitarnya.

Akibat banjir lahar dingin yang terjadi pada pukul 22.40 WIB itu, belasan kampung di Agam, Tanah Datar, dan Padangpanjang tersapu banjir bandang atau masyarakat setempat mengenalnya sebagai galodo. Banjir bandang bahkan memutuskan akses jalan di sejumlah titik termasuk jalan nasional Padang-Bukittinggi di sekitar cagar alam Lembah Anai yang terkenal dengan ikon air terjun dan jembatan keretanya.

Banjir bandang menyebabkan 625 rumah mengalami kerusakan, mulai dari ringan, sedang, hingga berat yakni sebanyak 159 unit. Umumnya kerusakan terjadi karena terkena hantaman batu-batu besar seukuran rumah, batang-batang kayu, dan material lumpur bercampur abu vulkanik. Sebanyak 5.971,8 hektare (ha) lahan pertanian dan perkebunan warga juga terendam material banjir bandang termasuk 1.180,39 ha mengalami puso atau gagal panen.

Dampak lainnya adalah munculnya korban jiwa pascabencana mencapai 62 orang meliputi 34 orang di Tanah Datar, 24 orang di Agam, dan 2 orang di Padangpanjang. Sebagian besar korban lanjut usia dan anak-anak yang tidak sempat menyelamatkan diri dan ikut terseret arus banjir saat peristiwa terjadi. Sebanyak 6.523 orang terdampak oleh bencana dan 3.392 orang di antaranya terpaksa diungsikan.

Banyaknya bangunan rusak dan besarnya jumlah penduduk terdampak salah satunya disebabkan kawasan permukiman mereka berada di sekitar daerah aliran sungai (DAS) yang dilewati oleh banjir lahar dingin Marapi. Sebagian kawasan terdampak tertutupi oleh lumpur cokelat bercampur material abu vulkanik kehitaman. Batu-batu besar juga menghambur hingga ke halaman rumah dan menutupi akses jalan.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika berkunjung ke salah satu daerah terparah terdampak bencana di Nagari Bukik Batuah, Kecamatan Canduang, Agam, Selasa (21/5/2024) mengatakan bahwa proses tanggap bencana yang dilakukan telah berjalan dengan baik. Ia juga memerintahkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bersama Pemerintah Provinsi Sumbar dan pemerintah daerah terdampak segera melakukan percepatan mitigasi bencana.

Salah satunya segera menyiapkan relokasi hunian baru bagi warga yang kehilangan tempat tinggal dan tidak memiliki lahan untuk membangun kembali. Untuk tahap awal bakal dibangun 150 unit rumah pada lahan seluas 10 ha milik Pemprov Sumbar di Tanah Datar sebagai kabupaten terdampak paling parah. Presiden Jokowi juga memerintahkan segera dibangun enam sabo dam untuk wilayah rawan banjir lahar dingin Marapi.

“Saya lihat penanganan bencana di Agam maupun Tanah Datar sudah baik, dimulai dari evakuasi korban, pengungsian dan pembangunan jalan juga jembatan-jembatan darurat. Masih ada satu-dua dalam proses. Ini yang kita kejar agar semua secepatnya kembali normal,” ujar Presiden seperti dikutip dari website Kementerian Sekretaris Negara.

Bupati Tanah Datar Eka Putra sebagaimana dilansir Antara mengatakan, pihaknya telah memasang alat peringatan dini bencana atau early warning system (EWS) pada beberapa titik. Gunanya untuk memberitahu kepada masyarakat akan timbulnya kejadian alam seperti bencana tanah longsor, banjir atau lainnya.

Untuk membantu proses percepatan tanggap bencana, BMKG bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sejak kedua pascabencana telah melakukan rekayasa cuaca menggunakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Caranya, pihak BMKG-BNPB menyemai natrium klorida (NaCl) atau garam ke gumpalan awan berisi bibit-bibit hujan agar berpindah ke laut lepas.

Menurut Kepala Pusat Data dan Informasi BMKG Abdul Muhari dalam keterangan persnya, hingga Selasa (28/5/2024) telah disemai sebanyak 27 ton garam menggunakan pesawat Cessna Caravan yang berdaya angkut 1 ton garam sekali terbang. Kegiatan itu efektif untuk mengurai awan hujan dan mempercepat proses evakuasi dan normalisasi sungai.

Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman ketika mengunjungi lokasi bencana di Nagari Bukik Batabuah, Sabtu (18/5/2024) memberikan bantuan senilai total Rp33,34 miliar untuk membantu normalisasi lahan pertanian dan kebun warga yang rusak parah. Bantuan itu berbentuk benih tanaman, pupuk, dan alat mesin pertanian (alsintan).

“Pertanian adalah jantung masa depan bangsa yang perlu mendapat perhatian bersama baik di tingkat pusat maupun daerah. Kami ingin sejumlah lokasi yang terdampak bencana dapat kembali pulih dan berproduksi seperti sedia kala,” katanya seperti diberitakan Antara.

Mentan berharap seluruh bantuan dapat segera diterima oleh masyarakat agar pertanian kembali normal dan jangan sampai produksi turun lantaran bantuan belum tersalurkan.

Penulis: Anton Setiawan

Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari.

Sumber dikutip dari laman Indonesia.go.id

Pos terkait