Foto ; (int)
Jakarta – Penerapan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) dalam perkebunan kelapa sawit telah menjadi fokus penelitian untuk memahami respons sifat fisika tanah. Penelitian ini dilakukan Feby Indriyani, Okto Ivansyah, Yuris Sutanto dari Universitas Tanjungpura (UNTAN).
Dikutip dari Jurnal Prisma Fisika Untan, penelitian menggunakan metode lubang biopori dengan kedalaman lubang 100 cm dan diameter lubang 10 cm pada tiga tanaman kelapa sawit sebagai objek studi. Pengambilan sampel tanah dilakukan sebanyak dua kali, sebelum dan setelah penerapan LCPKS, dengan variasi kedalaman 0-30, 31-60, 61-90, dan 91-120 cm dari permukaan tanah.
Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan yang signifikan pada massa jenis, kadar air, dan porositas tanah setelah penerapan LCPKS. Meskipun demikian, terdapat peningkatan nilai konduktivitas listrik pada tanah, yang mencapai nilai tertinggi pada kedalaman 91-120 cm setelah penerapan LCPKS.
“Meskipun nilai massa jenis tanah tidak menunjukkan perubahan signifikan, teramati bahwa semakin dalam lapisan tanah, nilai massa jenisnya cenderung meningkat. Peningkatan kadar air tanah juga terjadi, meskipun perubahan ini tidak signifikan. Perubahan pada porositas tanah juga tidak signifikan,” demikian catat penelitian tersebut.
Lantas sebelum penerapan LCPKS, nilai konduktivitas listrik tanah adalah 21.700, sementara setelah penerapan LCPKS, nilai konduktivitas listrik berkisar antara 19-20, mencapai puncak tertinggi pada kedalaman 91-120 cm.
Tingginya nilai konduktivitas listrik pada tanah setelah penerapan LCPKS dapat meningkatkan penyerapan pupuk oleh tanaman, memberikan dasar ilmiah yang kuat untuk mendukung keberhasilan penerapan LCPKS pada perkebunan kelapa sawit.
Dikutip dari Jurnal Prisma Fisika Untan / Indosawit.com