Siak, Riau, Kompas 1 net – Konflik panas antara Pemerintah Kabupaten Siak dan PT. SSL memuncak ketika perwakilan perusahaan, Paulina, bersikap kasar terhadap Bupati Siak, Afni. Dalam pertemuan resmi yang dimaksudkan untuk menyelesaikan konflik, justru terjadi penghinaan yang mencoreng marwah negeri.
Anton, salah seorang tokoh yang hadir di ruangan, menegaskan bahwa pertemuan berubah panas ketika pihak PT. SSL mengeluarkan kata-kata kasar.
“Wajar jika Ibu Bupati merasa terhina di tengah sandaran rakyat yang jelas pada pemimpinnya,” kata Anton.
Bupati Siak Afni bahkan dengan tegas membalas pernyataan arogan pihak perusahaan.
“Memangnya Ibu tahu tidak penderitaan masyarakat Tumang sejak perusahaan SSL ada di situ? Tumang itu kampung tua kami, rusak sejak perusahaan Ibu masuk!!!” ungkap Bupati Afni dengan nada keras.
Namun alih-alih menghormati, pihak PT. SSL justru semakin arogan. Paulina disebut meninggalkan ruangan sambil memukul meja dan berkata, “Ya sudah tidak penting pertemuan ini.”
Sikap itu membuat Bupati Afni marah besar dan menyampaikan kekecewaannya kepada Mueller selaku inisiator pertemuan.
“Kok begini, Pak? Terhina saya. Bertahun-tahun menyelesaikan konflik, baru kali ini ada petinggi perusahaan se arogan ini,” tegas Bupati Afni.
Anton yang juga saksi mata menyebut sikap PT. SSL tersebut sebagai bentuk penghinaan terhadap pemimpin daerah.
“Ini arogansi, tidak sopan, tidak beradab. Bupati adalah simbol marwah masyarakat Siak. Wajar kalau pertemuan deadlock, karena marwah seorang Bupati diinjak oleh petinggi perusahaan,” ujarnya.
Pasca insiden tersebut, Bupati Siak Afni menegaskan akan berjuang membawa kasus ini ke Kementerian Kehutanan agar izin PT. SSL ditinjau ulang, bahkan dicabut.
AMA Riau Angkat Suara: “PT. SSL Wajib Minta Maaf!”
Menanggapi peristiwa ini, Aliansi Masyarakat Adat Melayu (AMA) Riau menyatakan sikap keras. Ketua AMA Riau, Dt. Laksamana Muda Heri Ismanto, S.Th.I, menegaskan bahwa penghinaan terhadap Bupati Siak adalah penghinaan terhadap seluruh masyarakat adat Melayu.
“Bupati adalah simbol marwah negeri. Melecehkan Bupati sama saja melecehkan rakyat dan adat. PT. SSL wajib segera meminta maaf secara terbuka, bukan hanya kepada Bupati Siak, tetapi juga kepada masyarakat adat,” tegas Dt. Heri.
AMA Riau mengingatkan bahwa adat memiliki kekuatan tersendiri dalam menjaga marwah negeri. Bila perusahaan terus arogan, maka masyarakat adat tidak segan mengambil langkah adat.
“Kami tidak akan diam. Negeri Melayu ini tidak bisa dipermainkan oleh perusahaan yang datang hanya untuk merusak dan menginjak harga diri pemimpin daerah. Bila PT. SSL tidak segera meminta maaf, maka langkah adat akan ditegakkan,” pungkasnya.
AMA Riau juga mendesak pemerintah pusat agar segera mengevaluasi keberadaan PT. SSL di Riau. Jika sikap arogan seperti ini terus dibiarkan, maka wajar bila izin perusahaan dicabut.